Keluhan itu membuat dokter menawarkan ayah suntikan obat lain yang diklaim lebih paten tetapi di luar tanggungan BPJS. Penyuntikan juga dilakukan bukan di rumah sakit tetapi di sebuah klinik tempat dokter membuka praktek.
Demi kesembuhan Ayah menerima tawaran tersebut. Baru dua kali Ayah menerima suntikan di klinik dr. Luky. dan Ayah sudah dapat mengimami shalat tarawih.
Saya ingat dialog dengan dr. Luky pada pertemuan pertama di kliniknya.
"Saat pertama kali bertemu ingat pertanyaan saya, Pak?" tanya dr. Luky.
"Apa Dok? Saya lupa," daya ingat ayah memang mulai melambat.
"Apa yang memotivasi Bapak untuk sembuh?"
"Ya, saya baru ingat Dok. Saya berharap merasa nyaman saat bangun pagi. Kemudian nyaman melaksanakan shalat tanpa rasa nyeri. Syukur-syukur dapat mencapai masjid."
"Ya. betul. Sekarang Bapak bisa datang ke sini tanpa kursi. 90% pasien saya yang memiliki motivasi untuk sembuh seperti Bapak ternyata berhasil menjalani pengobatan."
Belajar dari pengalaman Ayah bahwa kesembuhan sangat mungkin ditentukan oleh faktor kekuatan internal pasien pulih.
Faktor lainnya adalah penanganan yang tepat oleh dokter yang tepat. Kita semua pernah berhadapan dengan dua atau lebih dokter.
Harus diakui bahwa, setiap dokter memiliki gaya yang tidak sama dalam menangani pasien. Beberapa dokter hanya berbicara seperlunya. Atau ada dokter yang bertanya seadanya.
Saya menangkap kesan yang berbeda pada dr. Luky. Berbeda bukan berarti dokter lain yang pernah saya temui buruk dan tidak berempati. dr. Luky selalu menunjukkan keramahannya kepada pasien. Caranya menangani pasien menampakkan empati yang mendalam.
Pola komunikasi terbuka yang dibangun dengan pasien membuat pasien tidak ragu untuk bertanya dan menyampaikan keluhan. Sikap profesional selalu ditunjukkan dr. Luky adalah konsistensinya dalam memberikan motivasi kepada pasien untuk melewati badai kesakitan. Saya cukup yakin bahwa ini menjadi salah satu kekuatan eksternal yang membuat ayah dapat menggapai kepulihannya.
"Tetap semangat!"
Demikian seru dr. Luky setiap kali Ayah hendak keluar dari ruangannya. Kalimat itu hanya dua kata tetapi saya cukup yakin bahwa kalimat itu merupakan mantra ajaib dr. Luky untuk menyembuhkan pasiennya.