Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Perjuangan Ayah Melawan Osteoporosis

27 Maret 2025   01:20 Diperbarui: 27 Maret 2025   11:10 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah duduk paling kiri saat acara peringatan Nuzulul Qur'an  bulan Ramadhan 1446 H (dokpri)

Keluhan itu membuat dokter menawarkan ayah suntikan obat lain yang diklaim lebih paten tetapi di luar tanggungan BPJS. Penyuntikan juga dilakukan bukan di rumah sakit tetapi di sebuah klinik tempat dokter membuka praktek.

Demi kesembuhan Ayah menerima tawaran tersebut. Baru dua kali Ayah menerima suntikan di klinik dr. Luky. dan Ayah sudah dapat mengimami shalat tarawih.

Saya ingat dialog dengan dr. Luky pada pertemuan pertama di kliniknya.

"Saat pertama kali bertemu ingat pertanyaan saya, Pak?" tanya dr. Luky.
"Apa Dok? Saya lupa," daya ingat ayah memang mulai melambat.
"Apa yang memotivasi Bapak untuk sembuh?"
"Ya, saya baru ingat Dok. Saya berharap merasa nyaman saat bangun pagi. Kemudian nyaman melaksanakan shalat tanpa rasa nyeri. Syukur-syukur dapat mencapai masjid."
"Ya. betul. Sekarang Bapak bisa datang ke sini tanpa kursi. 90% pasien saya yang memiliki motivasi untuk sembuh seperti Bapak ternyata berhasil menjalani pengobatan."

Belajar dari pengalaman Ayah bahwa kesembuhan sangat mungkin ditentukan oleh faktor kekuatan internal pasien pulih. 

Faktor lainnya adalah penanganan yang tepat oleh dokter yang tepat. Kita semua pernah berhadapan dengan dua atau lebih dokter.

Harus diakui bahwa, setiap dokter memiliki gaya yang tidak sama dalam menangani pasien. Beberapa dokter hanya berbicara seperlunya. Atau ada dokter yang bertanya seadanya.

Saya menangkap kesan yang berbeda pada dr. Luky. Berbeda bukan berarti dokter lain yang pernah saya temui buruk dan tidak berempati. dr. Luky selalu menunjukkan keramahannya kepada pasien. Caranya menangani pasien menampakkan empati yang mendalam. 

Pola komunikasi terbuka yang dibangun dengan pasien membuat pasien tidak ragu untuk bertanya dan menyampaikan keluhan. Sikap profesional selalu ditunjukkan dr. Luky adalah konsistensinya dalam memberikan motivasi kepada pasien untuk melewati badai kesakitan. Saya cukup yakin bahwa ini menjadi salah satu kekuatan eksternal yang membuat ayah dapat menggapai kepulihannya.

"Tetap semangat!" 

Demikian seru dr. Luky setiap kali Ayah hendak keluar dari ruangannya. Kalimat itu hanya dua kata tetapi saya cukup yakin bahwa kalimat itu merupakan mantra ajaib dr. Luky untuk menyembuhkan pasiennya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun