Resistensi antibiotik kini menjadi ancaman global yang nyata. Ketika bakteri tak lagi mempan terhadap obat-obatan konvensional, dunia medis mulai melirik pendekatan yang lebih presisi: terapi fage, khususnya koktail fage---campuran beberapa virus pemakan bakteri (bakteriofage) yang dirancang untuk menargetkan berbagai jenis bakteri sekaligus.
Berbeda dari antibiotik yang bekerja secara luas namun bisa memicu resistensi, fage bersifat sangat spesifik. Satu jenis fage hanya menyerang satu jenis bakteri. Maka, dengan menggabungkan beberapa fage dalam satu formulasi, kita bisa menciptakan terapi yang lebih fleksibel dan efektif. Koktail fage ini mampu menyerang berbagai strain bakteri, termasuk yang membentuk biofilm dan resisten terhadap hampir semua antibiotik.
Studi terbaru menunjukkan bahwa koktail fage dapat mengatasi infeksi kronis akibat Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Acinetobacter baumannii---bakteri yang sering menjadi sumber masalah di rumah sakit. Bahkan, kombinasi fage dan antibiotik menunjukkan efek sinergis, mempercepat pemulihan dan menurunkan risiko resistensi baru.
Meski masih dalam tahap pengembangan, pendekatan ini menjanjikan solusi yang bisa disiapkan secara massal (off-the-shelf), bukan hanya terapi individual. Tantangannya kini adalah regulasi, produksi berskala besar, dan pemetaan fage yang sesuai dengan profil bakteri lokal.
Bagi kalangan profesional maupun awam yang peduli kesehatan, memahami potensi koktail fage adalah langkah penting menuju masa depan terapi infeksi yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Disclaimer: Tulisan ini dibuat dengan bantuan tools kecerdasan buatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI