Mohon tunggu...
Mohamad Tamrin
Mohamad Tamrin Mohon Tunggu... Dosen - Writer | Storyteller and Traveller | Data Analyst

Writer | Storyteller and Traveller | Data Analyst

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Suatu Hari pada Musim Panas Kota Eindhoven

24 Oktober 2021   18:38 Diperbarui: 25 Oktober 2021   21:00 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bavaria, salah satu restoran ramai pengunjung pada musim panas kota Eindhoven. Foto: Pribadi/Mohamad Tamrin

Beberapa keadaan Saya abadikan dengan kamera. Seseorang sedang bermain Saxophone sebelah gedung Plazsa,  merekam orang-orang memberi tepuk tangan meriah. Pun keindahan taman serta gedung juga tidak luput.

Deretan toko di pusat kota Eindhoven, sekitar lima belas menit dari stasiun pusat. Foto: Pribadi/Mohamad Tamrin
Deretan toko di pusat kota Eindhoven, sekitar lima belas menit dari stasiun pusat. Foto: Pribadi/Mohamad Tamrin

Dalam bayangan diri sendiri yang baru saja tiba untuk pertama kali setelah penerbangan dari Katowice. Kota ini serupa taman indah - lengkap dengan kesibukan, perasaan, seni, dan segala yang tidak bisa direkam kata-kata. Tetapi semuanya tidak seperti di pesisir yang ditumbuhi Keranji, angin laut, dan debur ombak yang memiliki ritme begitu-begitu saja sepanjang waktu.

Eindhoven adalah hasil persetubuhan pemikiran manusia, kemajuan teknologi, singkatnya peradaban maju yang dipuja-puja. Sedang pesisir, masih murni kreasi semesta.

Saya seperti mengigau sembari menikmati perjalanan. Meskipun di lain kesempatan saya mengutuk masa lalu tentang penjajahan panjang - sebuah penindasan kemanusiaan yang sukar dimaafkan apalagi melupakan.

Sebelum langkah kaki berhenti di depan katedral, rombongan anak-anak kecil berjejar rapi, mengantre seperti kerbau dicucuk hidungnya - satu komando menunggu perintah. Mereka adalah siswa taman kanak-kanak yang sedang melakukan kunjungan ke beberapa museum kota, juga perpustakaan.

Perasaan lega juga terbayarkan. Kedatangan di Kota Eindhoven sebelum berangkat menuju Amsterdam memberikan kesan mendalam. Menyaksikan dunia anak-anak, riuh-rendah para pejalan kaki, tata letak kota yang menawan, juga gedung-gedung tertata sangat rapi.

Dari posisi saya berdiri, di depan sana ada dua menara gereja menjulang dengan gagah. Begitu lengang, hanya ada tiga orang paruh baya sedang duduk dan saling membelakangi. Satu membaca buku, dua lainnya seperti merapal doa-doa. 

"Apa lagi yang dicari selain hal baru yang terlepas dari dirinya?"_ Saya terus bertanya sembari merenung.

Di kampungku pesisir yang sepi, ada gemuruh adzan dari Toa. Sedang di sini - suara lonceng melengking dari menara

Katedral, Restoran Indonesia, dan deretan toko sebelum menuju halaman depan Katedral. Foto: Pribadi/Mohamad Tamrin
Katedral, Restoran Indonesia, dan deretan toko sebelum menuju halaman depan Katedral. Foto: Pribadi/Mohamad Tamrin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun