Hari ketiga pelatihan pembelajaran mendalam di Klaten semakin semarak. Dimulai dengan senam Indonesia Hebat hingga diskusi serius tentang prinsip dan kerangka kerja, ratusan guru peserta tampak antusias menyerap ilmu baru. Di SDN 3 Klaten, Drs. Moch. Shidiq, M.Pd dan Ismi Khasanah, S.Si, M.Sc menjadi pengajar utama, membahas asesmen hingga perencanaan pembelajaran. Ratna Anggraini, salah satu peserta, menyebut pelatihan ini sebagai pengalaman yang membuka cara pandang baru dalam mengajar.
KLATEN - Rangkaian pelatihan pembelajaran mendalam bagi guru dan kepala sekolah di Kabupaten Klaten memasuki hari ketiga, Jumat (12/9/2025). Kegiatan yang dipusatkan di berbagai sekolah dasar dan menengah ini kembali dipenuhi antusiasme para peserta yang datang dari TK, SD, SMP hingga SMA. Tercatat sebanyak 217 guru dan kepala sekolah mengikuti pelatihan ini, yang diselenggarakan dengan melibatkan 31 pengajar berpengalaman.
Khusus di SDN 3 Klaten, suasana pelatihan sejak pagi sudah terasa meriah. Peserta diajak mengikuti senam Indonesia Hebat sebagai pembuka kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan yel-yel khas kelas 5N yang membangkitkan energi positif. Setelah itu, pelatihan berlangsung dengan penuh keseriusan namun tetap bernuansa menggembirakan.
Prinsip dan Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam
Hari ketiga ini, materi difokuskan pada dua pokok bahasan. Drs. Moch. Shidiq, M.Pd, fasilitator dari BBGTK Jateng, menyampaikan prinsip-prinsip dasar sekaligus pengalaman nyata dalam mengimplementasikan pembelajaran mendalam di kelas. Shidiq menegaskan bahwa pembelajaran mendalam tidak sekadar menyampaikan pengetahuan, melainkan bagaimana guru dapat memfasilitasi proses berpikir kritis, kolaboratif, dan reflektif pada siswa.
"Besok saya juga masih akan membahas persoalan perencanaan pembelajaran mandiri. Intinya, guru harus mampu merancang pembelajaran yang tidak hanya transfer ilmu, tetapi juga memberi ruang pada siswa untuk menemukan, mencoba, dan merefleksi," tegas Shidiq.
Sementara itu, Ismi Khasanah, S.Si, M.Sc menyampaikan materi mengenai kerangka kerja pembelajaran mendalam. Ia menjelaskan struktur, alur, hingga indikator keberhasilan dari penerapan konsep tersebut. Menurutnya, kerangka kerja yang sistematis sangat penting agar guru tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu mempraktikkan di ruang kelas sesuai konteks masing-masing sekolah.
Pembelajaran, Asesmen, dan Refleksi
Selain membahas prinsip dan kerangka kerja, hari ketiga juga menyinggung aspek penting berupa asesmen dan perencanaan pembelajaran mendalam. Para peserta diajak memahami bagaimana asesmen tidak hanya sebatas mengukur hasil belajar, tetapi juga sebagai alat untuk memperbaiki strategi pembelajaran dan menguatkan motivasi belajar siswa.
Kegiatan pelatihan berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 15.15 WIB, dengan total durasi 8 jam pelajaran (JP) setiap harinya. Format pelatihan dibuat berlapis: pemaparan materi, diskusi kelompok, praktik sederhana, hingga refleksi bersama. Hal ini diharapkan mampu memberikan pengalaman utuh bagi guru agar lebih siap menerapkan di sekolah masing-masing.
Suara Peserta
Ratna Anggraini, salah satu guru peserta pelatihan di SDN 3 Klaten, mengaku mendapat banyak inspirasi dari materi yang disampaikan.
"Saya merasa pelatihan ini membuka cara pandang baru. Selama ini saya masih fokus pada target kurikulum, tapi ternyata ada pendekatan yang lebih bermakna, yaitu pembelajaran mendalam. Dengan asesmen yang tepat dan perencanaan yang matang, siswa bisa belajar lebih aktif dan mandiri. Ini sangat bermanfaat untuk kami terapkan di sekolah," ungkap Ratna.
Semangat Berlanjut Hingga 15 September
Pelatihan pembelajaran mendalam di Klaten dijadwalkan akan terus berlangsung hingga 15 September 2025. Setiap harinya, peserta dibekali tema berbeda yang saling terkait dan saling menguatkan. Antusiasme guru dan kepala sekolah tampak tidak surut sejak hari pertama, bahkan semakin meningkat karena materi yang disajikan menyentuh langsung praktik keseharian mereka.
Bagi para peserta, kesempatan belajar bersama ini bukan hanya soal menambah wawasan, tetapi juga momentum memperkuat jejaring kolaborasi antar guru lintas jenjang sekolah. Dengan demikian, pembelajaran mendalam bukan hanya menjadi jargon, melainkan benar-benar terwujud dalam praktik di ruang kelas.
Moch. Shidiq
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI