Surat Kecewaku
Ini adalah sebuah surat yang sejatinya ingin aku tujukan kepadamu.Â
Tapi aku menyadari, jangankan membaca, mengendus baunya pun aku yakin kamu tak akan pernah sudi.Â
Tapi tidak mengapa, setidaknya aku masih dapat berimajinasi, membayangkan aku sedang berbicara langsung kepadamu meski harus dalam mimpi.Â
Kasih...Â
Masih aku ingat bagaimana rasa bahagia itu menyelimuti raga dan hati,Â
di saat kamu memutuskan untuk pulang kembali ke kota ini.Â
Tapi entah mengapa menjadi tanda tanya besar yang tak sanggup aku jawab hingga kini, di balik kebahagiaan yang menyelimuti, bagaimana bisa ada sebilah pisau yang dapat menggores hati?Â
Katamu...Â
jika memilih satu itu tidak cukup, dan jika memilih dua itu terlalu berlebihan.Â
Namun ketika semuanya telah aku beri, mengapa justru kamu kembalikan?Â