Di atas sebuah meja,
Bulan menjelma puisi mengisi kaleng besar bertutup bundar
Setiap kali ilham turun dalam gelombang,
Masing-masing berkelontang memberi tahu sang tuan; kami telah sedia
Tiada malam sunyi di tempat itu meski jalanan tak lagi laju
Maka pemilik meja itu setiap kali duduk,
Mengudap puisi-puisi yang tertata huruf
dalam taburan suara kriuk
Berulang kali tangannya
meraih, menggapai sebuah dari dalamnya
Kaleng besar dengan tulisan:
Camilan esok lusa
Baca juga: Pengembaraan Puisi
Jogja, 4 September 2024 | Wening Yuniasri
Baca juga: Tatap Mata dan Jeda Sebuah Lagu
Baca juga: Puisi: Malam yang Mengetuk
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!