Tahun 1922, di kampung bageur berdiri Pesantren Sukahideng yang didirikan oleh KH. Zaenal Muhsin.
Melalui pesantren ini, Huda menyebar luaskan agama islam dengan paham Syafi'i.
Huda tak kenal takut untuk menyebarluaskan agama islam, ia pergi ke pelosok-pelosok Tasikmalaya dengan dengan mengadakan ceramah-ceramah agama.
Hudaemi semakin dewasa, dirinya berkesempatan melihat pendidikan keagamaan di Tanah Suci. Dari ibadah haji yang ia jalani, dirinya berfikir untuk mendirikan sebuah pesantren.
Sekembalinya ia dari ibadah haji, ia mendirikan pesantren di Kampung Cikembang dengan nama Sukamanah pada tahun 1927.
Sebutan kiai melekat dnegan Hudaemi, ia disebut dengan nama KH. Zaenal musthofa.
Pada suatu hari, ia pergi untuk membeli pakaian ke pasar, di tengah perjalanannya ia tidak sengaja melihat seorang wanita paruh baya yang terlihat kelaparan, ia menangis sembari menggendong anaknya yang masih balita.
"Bu maaf, anak ibu kenapa" Ucap Hudaemi dengan penuh rasa kasihan
"Anak saya demam tuan, anak saya belum makan, tuan jika boleh belikanlah anak saya makan, saya tidak peduli tuan jika saya tidak makan yang terpenting anak saya bisa makan" Sahut wanita itu sembari menangis tersedu-sedu, ia memohon dengan dari lubuk hati terdalam.
"Ibu tunggu sebentar ya" Kata Huda, ia berlari untuk membelikan makanan, minuman serta obat untuk anak dan wanita paruh baya tersebut. Sepulang membeli itu ia bergegas menuju tempat wanita paruh baya.
"Terima kasih tuan" Ibu itu menangis karena tidak menyangka akan ada yang membantunya