Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Editor - Penulis dan mompreneur

Single mom yang hobi jalan-jalan mencari ide tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Imlek untuk Papa

25 Januari 2023   11:07 Diperbarui: 25 Januari 2023   11:20 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Papa kamu nggak jemput, kan?" tanya Feli. Aku menggeleng, sakitnya berbohong.

"Lagian, udah SMA masa masih di antar jemput. Malu, lah! Kayak anak SD." ujar Feli.

"Memangnya Papa kamu kerja di mana? Kok, bisa antar jemput tiap hari?" tanya Feli lagi, penasaran.

Aku mengulum senyum, bingung harus menjawab apa. Feli tidak tahu kalau Papa cuma tukang becak. Aku biasa datang lebih awal dari jam masuk sekolah sehingga tidak ada teman yang melihatku diantar Papa dan jika waktu pulang, sengaja menunggu sekolah sepi baru menghampiri Papa yang akan menyambutku dengan senyum semringah.

"Atau jangan-jangan Abang becak yang sering nongkrong di bawah pohon itu Papa kamu, Li?"  kata Feli sembari tertawa. Hatiku perih, tawa yang terdengar seperti ejekan.

Aku menunduk menyembunyikan wajah yang terasa memanas. Ada perasaan marah dan kesal yang menyatu, tetapi lebih kepada rasa malu. Aku malu saat Feli  mengatakan aku seperti anak SD. Malu karena  diantar jemput sementara yang lain pulang dan pergi  dengan sepeda motor masing-masing. Malu terlihat seperti anak kecil di usia tujuh bela s tahun, yang masih diantar apalagi dengan becak lusuh dan butut itu.

***

Pukul tujuh  malam aku sampai di rumah. Papa sedang duduk di depan TV. Di tangannya tergenggam piring berisi nasi dengan lauk ikan asin.

"Sudah makan, Li?" tanyanya ketika melihatku datang. Aku tak menjawab, hanya anggukan kecil yang aku yakin Papa paham maksudnya.   Aku memang malas bercakap dengan Papa sejak peristiwa itu.

"Papa ada penumpang jadi telat jemput,  tapi lain kali kalau mau main harusnya bilang dulu biar Papa tidak khawatir," seru Papa saat melihatku  melangkah menuju kamar tanpa seucap kata.

Aku mengempaskan diri di kasur tipis yang tergeletak di lantai. Sebentar lagi tahun baru Imlek tiba. Bagi keturunan Tionghoa sepertiku perayaan Imlek adalah perayaan terpenting. Perayaan tahun baru imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama pinyin zheng yue, di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh atau Festival Lentera pada tanggal 15 malam saat bulan purnama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun