Hanya saja, sekarang ia punya nama dan mulai mendapatkan sorotan publik.
Dalam praktiknya, quiet cutting bisa muncul dalam berbagai bentuk: perubahan posisi yang tiba-tiba tanpa alasan jelas, hilangnya deskripsi pekerjaan yang berarti, tugas-tugas yang menurun kualitas dan volumenya, bahkan pemisahan secara sosial dari tim utama.Â
Tidak ada yang berkata secara langsung, "Kami ingin kamu pergi," tapi sinyal-sinyal itu terasa.
Dampak Psikologis Bagi Karyawan
Bagi karyawan, quiet cutting adalah pengalaman yang membingungkan dan menekan.Â
Ketika seseorang dipindahkan ke peran yang tidak diinginkan, tanpa penjelasan atau tujuan yang jelas, muncul perasaan kecewa dan tidak dihargai.Â
Mereka mulai mempertanyakan kompetensi diri, kepercayaan terhadap manajemen perlahan memudar, dan semangat kerja pun menurun drastis.
Menurut survei yang dikutip Forbes, 56 persen responden menyatakan lebih memilih dipecat langsung dibanding mengalami quiet cutting.Â
Setidaknya, PHK langsung memberikan kejelasan dan keadilan dalam proses. Sementara quiet cutting hanya menyisakan ketidakpastian dan ketidaknyamanan yang lama-lama menggerus kesehatan mental.
Jika fenomena ini dibiarkan, bukan hanya individu yang terdampak.Â
Moral tim secara keseluruhan bisa rusak, budaya kerja yang sehat berubah menjadi lingkungan yang penuh kecemasan, dan pada akhirnya berdampak buruk bagi produktivitas perusahaan itu sendiri.
Cara Menghadapi Quiet Cutting dengan Bijak
Menghadapi quiet cutting memang tidak mudah. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar tetap bertahan secara profesional dan mental: