Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meriahnya Tradisi Sahur di Desa: Antara Nostalgia dan Kontroversi

3 April 2024   12:00 Diperbarui: 4 April 2024   07:19 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sahur. sumber: freepik

Meskipun memiliki nilai-nilai positif, tradisi membangunkan sahur juga tidak luput dari kontroversi. 

Beberapa orang berpendapat bahwa teriakan dan tetabuhan yang terlalu keras dapat mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain yang sedang tidur. 

Apalagi di perkotaan, di mana kepadatan penduduk dan keberagaman aktivitas membuat suasana lebih rentan terganggu.

Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa tradisi membangunkan sahur adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Indonesia. 

Hal ini diperkuat dengan semangat kebersamaan dan kepedulian yang tercipta ketika masyarakat saling membangunkan satu sama lain untuk sahur. 

Tradisi ini juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan solidaritas antar warga.

Namun, dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan. 

Bagaimana kita dapat mempertahankan tradisi yang berharga tanpa mengganggu kenyamanan dan kebutuhan orang lain? Inilah yang menjadi panggilan untuk kita semua.

Pencarian Keseimbangan

Untuk menemukan solusi yang tepat, kita perlu melibatkan semua pihak yang terkait. Pemerintah daerah, tokoh masyarakat, agama, serta masyarakat luas dapat berkolaborasi untuk menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan.

Salah satu alternatif yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan menggunakan teknologi sebagai sarana membangunkan sahur. 

Misalnya, penggunaan aplikasi atau pesan singkat untuk mengingatkan waktu sahur kepada warga yang terdaftar secara sukarela. Dengan demikian, kita dapat menjaga tradisi membangunkan sahur tanpa harus mengganggu ketenangan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun