Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Akhir Masa Iddah Awal Masa Gundah (Episode 17)

19 Mei 2019   14:38 Diperbarui: 19 Mei 2019   14:57 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sepeninggal Ilos Ibu bos masuk ke kamar, kemudian membawa sebuah kotak, dan duduk tetap ditempat Ibu bos duduk tadi, dia tetap mengenakan mukena tidak menggantinya dengan yang lain.

"Pak Catur, Ibu bingung mau memulainya dari mana, dua bulan semenjak kepergian bapak, ibu menimbang-nimbang bagaimana caranya menyampaikan ini,"

"Diomongkan saja bu, tidak apa-apa."

"Untuk yang umroh tadi sudah ibu sampaikan, rasanya plong hati ini."

"Tinggal ini,........tapi bagaimana yah..." sambil sedikit bergumam pada diri sendiri si Ibu bos.

"Hampir dua bulan Ibu memikirkan ini, apapun nanti keputusan semua ada di pak Catur, Ibu akan memberikan surat wasiat almarhum bapak." Ada air mata menetes di pipi si Ibu bos saat berkata begitu.

Perlahan diambilnya kotak yang dia letakkan diatas meja tamu, dibukanya, secara perlahan, diciumnya kertas itu," Ini surat ibu temukan, saat almarhum bapak tiba di rumah ini, saat ibu mau mengambil kain untuk penutup almarhum bapak, ibu sudah membacanya saat itu juga, beberapa wasiat almarhum sudah Ibu laksanakan, ada beberapa lagi yang ada di wasiat itu.........., ibu bos terhenti sesaat, di hapusnya air mata yang mengalir di pipinya dengan mukena yang ia kenakan, setelah nanti Pak Catur membacanya, semua keputusan terserah Pak Catur, Ibu menghormati keputusan itu," Lanjut si Ibu bos.

Diserahkannya surat itu kepada Catur, masih di dalam amplop, Ibu nunggu di kamar, nanti kalau sudah selesai membacanya bisa hubungi ibu, seraya menyerahkan surat itu, Ibu bos berlalu meninggalkan Catur sendiri, Catur buka perlahan, dia mulai membacanya........

Istriku

Serta anak-anakku yang aku sangat sayangi dan cintai

Kalau kalian melihat surat ini, artinya aku sudah tidak ada lagi bersama kalian semua, aku berharap surat ini kalian lihat jasadku masih ada di rumah ini, agar apa yang aku tulis ini bisa engkau laksanakan istriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun