Mohon tunggu...
Mira Rahmawati
Mira Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Pemula

Belum tahu apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sesat

5 Oktober 2020   12:46 Diperbarui: 5 Oktober 2020   12:56 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay by Free-Photos

Kami mengambil jalan yang sepi. Aku sangat ketakutan. Tapi Si Rustam tak bikin suara. Aku lihat mukanya seperti memendam sesuatu.

"Tapi aku senang si Aji ditangkap, jadi suatu rahasia sudah terbuka untukku."

Aku tetiba takut melihat mata Rustam. Rasanya aku tak bisa berdiri. Keringat pun keluar begitu banyak dari pori-poriku.

"Bisa-bisanya khianat, katanya dianggap sodara." Nadanya makin terdengar dipaksakan tenang kali ini. Sekali lagi, wajahku memaling ke arah lain.

Aku semakin takut. Rustam yang biasanya gampang naik pitam hanya mengumpat dengan nada datar, "bajingan".

"Maaf, Rus. Tapi aku dipinta Mbah Darma. Tak ada niat... kau sendiri...."

Tiba-tiba pisau di tangan Rustam. Ia menikam perutku. Aku tak bisa melawan. Ia berkali-kali menusukkan pisau itu, tak tahu berapa kali.

"Tak ada niat? Lalu buat apa kau terus mengobrol dengan polisi bajingan itu di warung kopi? Orang-orang pun bersaksi."

Aku tersungkur hanya bisa mendengarkannya, merasakan sakit, dan melihat darah. Aku tak tahu polisi siapa. Aku hanya melihatnya keheranan.

"Bukan main, penghianat berteman dengan polisi! Tak tahu si orang baru?"

Aku tak tahu lagi kejadian malam itu dan apa yang dibicarakan orang-orang mengenaiku. Hanya aku sadar penghianatanku pada Rustam, sambil mengingat-ngingat apa saja yang aku katakan tetang rahasia seorang sahabat pada Ajud yang baru kenal di warung kopi di waktu-waktu sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun