Mohon tunggu...
Mira Rahmawati
Mira Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Pemula

Belum tahu apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sesat

5 Oktober 2020   12:46 Diperbarui: 5 Oktober 2020   12:56 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pixabay by Free-Photos

Ia dulu seorang tukang obat keliling. Pamannya seorang tabib alternatif yang juga sering tur dari kampung ke kampung lain untuk membuktikan khasiat obat-obatnya. Si Rustam pun mengikuti jejak pamannya, tapi ternyata ia kalah pamor dengan pesaingnya, Mang Ujub yang lebih jago. 

Bahkan, konon obat Mang Ujub bisa menyembuhkan orang yang divonis dokter cuma hidup 2 minggu lagi. Selain itu, si Rustam tak begitu becus mengobati. 

Tapi, menurut pandangan si Rustam, itu hanya akal-akalan Mang Ujub agar bisa mengalahkannya. Bagimanapun, ia kawanku dari kecil, aku tak mau ia terpuruk.

Dengan pengalamannya menjual ludah, si Rustam akhirnya menjadi asisten atau juru bicara Mbah Munjur, tukang tipu sekaligus pemimpin aliran sesat. Aku tak tahu bagimana bisa sampai kenal, tapi menurutnya Mbah Munjur ini orang suci.

"Memang ada orang yang seperti itu di dunia ini, Ndar? Coba kau pikir seksama, bukannya kau pintar daripada diriku?"

"Tapi memang orang semacam Mbah Munjur banyak di dunia ini, Rus. Mereka hanya ingin dianggap hebat padahal sangat busuk dan tak ada guna. Mereka menipu agar bisa dihargai."

"Hus! Kualat kamu bilang begitu, kamu harus minta ampunan beliau kalau sampe kamu kualat."

"Sekarang kamu memang sedang jaya, Rus. Pengikutmu banyak, tapi tak lama masalah bakal datang berturut-turut." Sesaat, aku sadar menyinggung Rustam.

"Kamu pikir kamu siapa? Kamu lebih hebat dari Mbah? Aku masih baik karena kamu kawanku, Ndar. Kamu tak sadar kalau kamu itu masuk tipu daya orang-orang yang menyesatkan Mbah Darma. Tidak kamu lihat, kami menerangkan kebenaran? Ah hina sekali dunia ini."

Ia pun diam meski tak sampai mengusirku secara langsung. Aku hanya bisa menutup mulut. Istri dan dua anaknya sudah tak ada di rumahnya itu. Mereka tak tahan dengan sikap Rustam yang menjadi kasar kalau pendapatnya disanggah atau tak didengarkan. 

Suatu kali ia mau mendorong anaknya yang kelas dua SMP ke sumur,untung istrinya langsung bertindak. Meski ditinggalkan dan nyaris dilaporkan ke polisi, ia tak merasa goyah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun