" Kalau tiap malam tangkapan ikan ku seperti ini, apa yang diiinginkan istriku akan tercapai," gumamnya sembari mulutnya terus bersiul.
Dalam beberapa hari ini, istrinya minta dibelikan televisi.
" Aku kan tiap malam sendirian di rumah. Sepi. Tak ada teman. Nah, kalau ada televisi, aku bisa nonton acara televisi sebelum tidur," rengek istrinya.
" Insya Allah. Kamu doakan saja, agar hasil tangkapan ikan ku banyak terus," ujar Matkayu.
" Janji, ya," ujar istrinya.
Matkayu mengangguk.
Tiba-tiba, hati Matkayu berdebar saat tiba di halaman rumahnya. Lelaki yang berprofesi sebagai nelayan itu melihat pintu rumahnya sedikit terbuka.Â
Dengan langkah kaki perlahan, dia masuk ke dalam rumah. Dan dari arah kamar tidurnya, kupingnya mendengar suara desahan. Mendengar itu dada Matkayu terasa sesak. Tangannya tiba-tiba genetar. Sementara seluruh tubuhnya berkeringat.Â
Brukk...
Matkayu menendang pintu kamar tidurnya dengan sangat keras. Dan pintu terbuka lebar. Tampak oleh matanya, istrinya sedan bersama seorang lelaki yang amat dikenalnya. Ya, lelaki itu pemimpin Kampungnya.Â
Matkayu mendekati ranjang tidurnya. Dan dengan satu sabetan dari parang pemotong ikan yang terselip di pinggangnya, keduanya langsung terkapar dengan penuh darah. Sementara teriakan minta tolong terdengar dari dalam kamar tidurnya.