Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Penjelajah Masa Lalu (Episode 6, Candi Laut Selatan)

3 Oktober 2019   19:58 Diperbarui: 3 Oktober 2019   20:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau begini caranya, mereka tidak akan bisa menahan Dara lebih lama.

Raka mengambil inisiatif aneh. Dia memberi isyarat kepada dua temannya untuk menahan tangan mengerikan itu lebih kuat. Raka mengambil posisi di depan Dara. Dipeluknya leher gadis itu dan diciumnya bibir menakutkan itu!

Mendadak tubuh Dara mengejang. Seperti terkena sengatan setrum mematikan. Lalu terdiam dengan tubuh lunglai. Menggelosoh pingsan.

Raja dan Bima saling berpandangan. Keduanya lalu memandang Raka dengan mata keheranan. Darimana ide aneh itu berasal? Menyadarkan orang kesurupan dengan mencium bibirnya? Benar-benar aneh!

Raka tersenyum tipis.

"Makanya banyak-banyak baca buku kawan. Itu adalah cara tradisional orang-orang tempo dulu. Jika yakin bahwa yang merasuki adalah perempuan," Raka menjelaskan tanpa melepas senyuman. Hmm, kalau dalam kondisi sadar dia mencium Dara, barangkali tinju kecil itu sudah melayang ke mukanya. Hihi.

"Lalu darimana kau tahu yang merasuki Dara itu perempuan?" Bima masih keheranan.

"Ah itu perkara sederhana sobat. Mana ada hantu laki-laki berkuku panjang?" Raka melepaskan keheranan yang tadinya masih membayang di muka Raja dan Bima.

Raja dan Bima manggut-manggut. Masuk akal.

Raka memandang kedua temannya penuh kemenangan. Dia berpaling ke arah Dara yang tadi kembali mereka baringkan di meja panjang. Berniat untuk mengikat kedua lengan Dara untuk berjaga-jaga.

Hilang! Dara hilang! Tubuh itu lenyap tak berbekas!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun