Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

2 Januari 2019   08:55 Diperbarui: 2 Januari 2019   09:36 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara gemuruh di sini sangat keras.  Mengerikan sekali sebetulnya.  Beberapa kali mereka bisa melihat lompatan bunga api keluar dari bibir kawah. Beberapa kali pula mereka bisa merasakan getaran yang cukup kuat di kaki mereka saat gempa melanda. 

Keempat anak muda ini kemudian mencari tempat berlindung yang cukup memadai sambil menunggu malam.  Mereka menemukan tempat di sisi gunung yang paling terjal.  Cukup jauh dari perkemahan yang lain namun berada paling dekat dengan kawah.  Sebuah ceruk dalam yang dilindungi oleh batu sebesar rumah yang terlihat sangat kokoh.  Mereka sudah memasak perbekalan untuk makan siang tadi waktu masih di bawah sehingga tidak perlu repot repot lagi memasak di sini.

*********
Bersambung Bab X

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun