Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Lahir Batin Prolet; Musik dan Tarian yang Hampir Punah

23 Oktober 2017   12:52 Diperbarui: 23 Oktober 2017   13:01 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ahh, acara! Ini hal penting yang hampir terlupa.  Benak Prolet berputar-putar seperti kitiran.  Pesan Tuan Puteri sangat jelas.  Buat acara sesederhana mungkin tapi tunjukkan betapa bangganya bisa mencintai negeri.

Baca puisi? Itu sudah lazim.  Pementasan teater? Hmm, ini mungkin menarik tapi rumit.  Paduan suara? Prolet mengrenyitkan kening, tak setuju dengan jalan pikirannya sendiri.  Aha! Bagaimana kalau persembahan musik tradisional saja?  Para tamu yang sebagian besar orang asing itu pasti tertarik melihat satu hal yang jarang mereka saksikan.  Orisinil. 

Angklung? Tari Saman? Janger Bali? Waduh! Setelah menemukan ide, Prolet malah kebingungan sendiri menentukan apa yang harus ditampilkan.  Terlalu banyak pilihan yang menarik.  Prolet tersenyum sendiri.  Dia sudah menemukan sesuatu!

-------

H minus 1.

Orang-orang satu kantor terheran-heran saat pagi-pagi banyak orang tak dikenal datang sambil menggotong benda berat.  Benda yang dibungkus kain itu diletakkan di ruang meeting besar kantor.  Setelahnya beberapa kali orang bolak balik membawa beberapa bungkusan berbentuk lonjong.  Sebelum jam kantor dimulai, angkut-angkut itu selesai.  Prolet tersenyum puas.

Rencananya berjalan lancar.  Tinggal satu hal lagi yang harus dilakukan.  Mengatur jemputan untuk anak-anak dari Pandeglang Propinsi Banten.  Tuan Puteri memberikan anggaran yang cukup untuk semua rencananya.  Meski Tuan Puteri tidak tahu persis apa yang telah direncanakan Prolet.

-------

Hari H.

Sejak pagi kantor tempat Prolet bekerja sibuk.  Bergantian orang-orang katering hilir mudik  membawa makanan untuk ditata di ruang meeting besar yang difungsikan sebagai aula.  Acara penyambutan tamu akan diadakan pukul 10 pagi.  Setelah itu dilanjutkan dengan makan siang dan istirahat, lalu bincang-bincang bisnis sesudahnya.

Prolet hanya tahu acara di luar bisnis harus berjalan dengan lancar.  Dia sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.  Acara puncak pertunjukan adalah sesuatu yang biasa saja namun bisa menjadi luar biasa jika memahami makna di dalamnya.  Prolet sangat berharap itu terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun