Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Lahir Batin Prolet; Musik dan Tarian yang Hampir Punah

23 Oktober 2017   12:52 Diperbarui: 23 Oktober 2017   13:01 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Prolet tersipu-sipu.  Ucapan Tuan Puteri membekas hangat di hatinya yang kuncup. 

"Prolet, akan ada kunjungan dari mitra penting perusahaan.  Aku tunjuk kamu untuk menjadi ketua panitia penyambutan.  Aku mempercayaimu.  Jangan sia-siakan ya?"  Tuan Puteri tersenyum manis.

Manis sekali, pikir Prolet kalut.  Seandainya gula itu boleh aku ganti namanya, aku akan ganti dengan nama Tuan Puteri.  Uuhh dasar pilon! Manalah mau orang yang menciptakan nama gula diganti.  Itu hak paten.  Lanjut pikiran Prolet membantah cepat.

Tak urung perintah Tuan Puteri membuat Prolet siaga 1.  Dia tidak boleh mengecewakan!  Tuan Puteri adalah orang terakhir di muka bumi yang tak ingin dikecewakannya.  Selain simboknya tentu saja.

-------

Kunjungan itu masih seminggu lagi.  Tapi Prolet tidak mau bermain-main dengan waktu.  Dipersiapkannya semua rencana penyambutan dengan matang.  Prolet tahu tidak bisa mengandalkan Sahwat.  Tapi dia harus mengikutkan orang itu jika tidak ingin disabotase.  Paling tidak jangan beri peran vital kepada Sahwat.  Takutnya semua berantakan.

Acara penyambutan akan diadakan di kantor.  Perlu hiasan agar kantor meriah.  Kantor juga harus bersih dan rapi.  Prolet mengerjakan semuanya hampir sendirian.  Setelah pulang kerja dan sebelum memulai kerja.  Berkat pengalamannya menjadi OB sekian lama, Prolet tidak terlalu susah saat mengerjakan pekerjaan bersih-bersih kantor. 

Sahwat kebanyakan hanya menonton sambil memberi instruksi sana sini.  Belum lagi gangguan yang didapat Prolet dari Bos Pantry.  Perintah ini itu yang sebetulnya tidak perlu.  Ujung-ujungnya Prolet kehabisan tenaga.  Dan Sahwat tersenyum-senyum penuh kemenangan melihat Prolet kelelahan.

------

H minus 3.

Sekalipun banyak gangguan yang didapatkan Prolet dari Sahwat dan Bos Pantry, setidaknya Prolet sudah menyelesaikan 75% dari rencana penyambutan.  Tinggal tiga hari lagi.  Prolet cemas.  Khawatir sekali ada yang terlupa dan lepas dari rencana.  Menghias kantor, sudah.  Membersihkan dan merapikan kantor, sudah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun