Mohon tunggu...
MamikSriSupadmi
MamikSriSupadmi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Anggota Bank Sampah Desa. Anggota Fatayat Muslimat NU Ranting

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sejahtera Lahir dan Batin

23 Maret 2024   10:46 Diperbarui: 23 Maret 2024   14:05 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Dalam kehidupan ini kita pasti bercita cita agar memperoleh kenyamanan, kecukupan dan kebahagiaan hati. Hanya saja ukuran bahagia hati ini akhirnya menjadi relatif karena masing masing individu mempunyai standar tersendiri.  Barangkali apa yang menjadi cita cita kita terlalu tinggi atau malah terlalu sederhana, inilah yang menjadi sumber penyebab bagaimana merengkuh dan mencapai cita cita tersebut. Kamu dan aku termasuk katagori yang mana saat berupaya mencapai cita cita tujuan seperti yang diharapkan? Yuuk kita ulas sedikit. 

     Wajar bekerja keras adalah syarat utama dalam menggapai sebuah angan angan.  Ada yang punya target bulanan, pencapaian setiap tahunan atau bahkan seminggu sekali mempunyai keinginan tertentu. Yang perlu kita tekankan adalah setiap upaya  memang harus disertai doa juga. Semacam semangat spiritual agar saat berikhtiar dan saat manusia hasil hati menjadi lebih tenang. Bagi yang targetnya kok kebetulan melampaui batas , rasa syukur yang luar biasa harus diwujudkan dalam bentuk apapun. Dan apabila ada keinginan yang belum terpenuhi, artinya sederhana saja ; ada pengharaoan yang tertunda. Perasaan seperti inilah yang membuat jiwa kita tak mudah surut saat ada musibah atau bencana dan juga tak gegabah sombong saat Tuhan memberikan rezeki yang berlebih. Semua pasti terwujud karena dalam ikhtiar kerja keras kita, hanya pada Sang Maha Kuasa sandaran akhir hasilnya. 

     Pola seperti apa agar ada keseimbangan hati saat berikhtiar dan bekerja keras untuk memenuhi target pribadimu? 

1. Atur waktu dengan bijaksana. Ada tuntunan juga agar waktu digunakan untuk hal hal yang sifatnya lebih bermanfaat. Jangan lupakan juga hak badan untuk beristirahat. 

2. Nutrisi jiwa penting saat merencanakan pekerjaan, menerapkan dan mengevaluasi hasilnya. Nutrisi yang sifatnya ilmu pengetahuan terbaru, tips dan trik cerdas dalam bekerja agar tak asal kerja, kerja dan tak jelas sasaran adalah hal penting agar kegiatan lebih terarah. Evaluasi akhir dari sebuah kegiatan yang terarah dengan perencanaan yang jelas tentu saja akan memberikan hasil evaluasi yang lebih bermutu dan tidak itu itu saja, monoton tanpa ada inovasi pengembangan yang lebih kreatif. Nutrisi pengetahuan selaras juga dengan nutrisi semangat religi, agar bermanfaat , berbuah hasil yang membuat orang lain senang bahagia juga dengan apa yang menjadi target cita cita kita.  Syukur syukur malah bisa memberikan inspirasi

3. Jangan lupakan hak badan, jiwa tiga kita untuk istirahat cukup, makan sehat dan memperoleh hiburan. Refresing hati bisa kita cari dengan sesederhana mungkin hanya ngga mengeluarkan biaya. Yang penting, ukur kemampuan diri , pilih rekreasi hati sesuai selera dan budget. Dijamin pasti jiwa raga kita sehat karena rekreasi hati tak menimbulkan persoalan baru misalnya berhutang dan lain sebagainya. Hehehe...  Ada ada saja ya. 

     Pola keseimbangan yang harus kita terapkan dalam bekerja, mengejar target dengan ilmu yang cukup, mensikapi setiap kegiatan dan kejadian dengan hati yang bijaksana dan selalu dalam tuntunan Tuhan adalah perlu agar kesuksesan lahir batin yang kita dapat. Sebut saja judulnya, siapa yang tak mau sejahtera lahir batinnya. Sejahtera yang artinya melimpah ruah kebahagiaan, kecukupan materi dan kesehatan jiwa raga. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun