Namun, keraguan itu cepat kusingkirkan,
Sebab aku tahu, aku tak boleh pulang dengan tangan hampa, sebelum kemenangan.
Di tanah rantau ini, aku ditempa dan dibentuk,
Menjadi baja yang kuat, meski sempat remuk.
Wahai malam, sampaikan salamku pada bintang di desa,
Katakan, anakmu di sini, sedang menahan segala rasa.
Kelak, akan kupeluk erat segala penantian dan air mata,
Saat waktu berpihak, dan mimpi telah menjadi nyata.
Untuk kini, biarlah aku terus menari di atas duri,
Sebab, setiap langkah menjauh, adalah satu langkah mendekati kembali.
Anak rantau ini, kini tak lagi sendiri,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!