Mohon tunggu...
milawati umsupyat
milawati umsupyat Mohon Tunggu... Mahasiswa

Healing, snorkling

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Sunyi Anak Rantau

12 Oktober 2025   08:32 Diperbarui: 12 Oktober 2025   08:32 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada lagi sapa ramah tetangga di pagi hari,

Hanya tatapan cepat, dan hiruk pikuk tak bertepi.

Kos kecil ini, saksi bisu setiap sepi,

Dindingnya menyimpan keluh, bantalnya menyerap tangis.

Mie instan dan teh manis, menu setia yang menemani,

Saat bulan sabit menggantung, menertawakan kemiskinan manis.

Pernah jatuh, pernah sakit, tanpa tangan yang menggenggam,

Hanya doa yang kurapal, dalam gelap yang mencekam.

Rindu. Ah, rindu itu belati bermata dua,

Menghujam sukma, namun juga pemicu semangat.

Teringat suara Ibu, "Jangan pernah menyerah, Nak!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun