"penghasilan yang saya dapatkan biasanya bisa mencapai 200-300 ribu, nah berbeda jauh sama sebelum covid, waktu awal corona itu cuman 50-100 ribu per harinya mas, tapi untungnya karena anak saya udah mulai sekolah tatap muka jadinya keperluan untuk paket internet anak tidak begitu besar ketimbang dengan sekolah daring" imbuh ibu Mahmudah.
Penjualan sate terlaris biasanya setiap sabtu dan minggu karena memang pengunjung malioboro menaik drastis dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
"penghasilan terbesar sih pastinya setiap sabtu sama minggu sih mas, karena emang rame-ramenya," imbuh mahmudah.
Harga satenya sendiri bermacam-macam mulai dari 15.000 sate daging dengan lontong, kemudian sate telur dengan lontong 23.000. setiap harinya ibu Mahmudah membawa 70-100 tusuk sate. Sate yang dibawanya ialah sate ayam.
Penyajianya pun tak butuh waktu lama karena kurang dari 3 menit sate ayam hangat dengan bumbu kacang itu siap disantap. Bumbu kacang yang dihaluskan dan dicampur dengan kentalnya kecap, membuat mulut ingin terasa ingin segera menyaptapnya. Tak ketinggalan irisan lontong sesuai selera juga menambah kepuasan bersantap kuliner saat malam hari di kawasan Malioboro.
Menurut pembeli sate milik ibu mahmudah, Rasa satenya juga enak ditambah lagi dengan bumbu kacang dan diberi kecap yang tidak terlalu manis juga sehingga pas perpaduanya
"ya satenya juga enak kok mas tidak terlalu manis bumbu kacangnya juga mantap," ungkap pembeli sate.
Kegiatan dari pagi hari mahmudah sudah harus ke pasar untuk membeli daging,bumbu, dll. Kemudian ia memotong-motong daging sesuai ukuran sate dan menjelang sore ia harus berangkat ke Malioboro.Â
Bulan November-Desember ini karena cuaca extream biasanya malam juga hujan membuat mahmudah libur untuk berjualan sate, padahal jualan sate sumber pokok penghasilanya
"ya sekarang ini to mas sore, malem juga biasanya hujan ya mau gimana lagi, ya terpaksa harus libur dulu," tambah mahmudah.