Ellis berpendapat bahwa emosi negatif tidak muncul karena peristiwa, tetapi karena pikiran irasional tentang peristiwa itu. peristiwa tidak secara langsung menyebabkan emosi, melainkan keyakinan kita tentang peristiwa tersebut. Sebagai teknik untuk membantu orang berpikir rasional, Ellis mengembangkan model ABC, yaitu:
- A (Activating Event) = peristiwa yang terjadi
- B (Belief) = keyakinan atau pikiran kita terhadap peristiwa itu
- C (Consequence) = perasaan atau reaksi yang muncul
Ia berpendapat bahwa peristiwa (A) tidak secara langsung menyebabkan emosi dan perilaku (C), melainkan interpretasi atau keyakinan (B) kita terhadap peristiwa tersebut.
Sebagai contoh:
- A: Teman dekat tidak datang ke acara yang sudah saya rencanakan sebelumnya tanpa memberi kabar.
- B: Mungkin dia sengaja tidak datang karena malas bertemu saya atau merasa acaranya membosankan.
- C: Merasa sedih, kecewa, dan merasa hubungan pertemanan sudah mulai berubah.
Namun, jika cara berpikir ini diubah menjadi:
- B: Mungkin ada alasan mendadak yang membuat dia tidak bisa datang dan belum sempat mengabari
- C: Perasaan tetap tenang dan terbuka untuk mendengarkan penjelasan sebelum menyimpulkan sesuatu.
Ellis percaya bahwa penderitaan emosional muncul karena cara berpikir yang salah atau tidak masuk akal. Misalnya, punya keyakinan yang terlalu memaksa seperti "Saya harus selalu disukai semua orang." Ia mengajarkan bahwa berpikir dengan cara yang rasional dan positif bukan berarti menipu diri sendiri. Melainkan, proses meluruskan pikiran yang salah supaya lebih sesuai dengan kenyataan. Ellis menekankan pentingnya mengenali pikiran-pikiran irasional itu, lalu menggantinya dengan pola pikir yang lebih masuk akal, agar emosi menjadi lebih stabil dan hidup terasa lebih ringan. Ia mengubah cara pandang terhadap emosi dengan memusatkan perhatian pada pikiran dan cara kita merespons secara internal, bukan hanya pada apa yang terjadi di luar diri.Â
Hal ini berbeda dengan Stoikisme yang menekankan pada pengendalian diri, dan dengan pemikiran Nietzsche yang menonjolkan sikap menerima dan menyambut hidup. Sementara itu, Ellis melalui Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) berfokus pada kekuatan berpikir rasional serta tanggung jawab individu untuk mengidentifikasi dan mengubah keyakinan irasional menjadi cara berpikir yang lebih sehat dan adaptif.
Simpulan