- Metode Conversio
Conversio dalam ajaran Stoik berarti perubahan arah batin, yaitu berpindah dari sikap reaktif terhadap dunia luar menjadi lebih menerima dan tenang dalam diri. Dalam pandangan Marcus Aurelius, Conversio menggambarkan perubahan di dalam diri yang lahir dari ajaran Stoik - suatu perubahan yang menuntun seseorang untuk hidup dengan akal sehat dan kebajikan, bukan mengikuti emosi atau keinginan sesaat.
Pemikiran Marcus Aurelius dalam Meditations menyatakan "If you are distressed by anything external, the pain is not due to the thing itself, but to your estimate of it; and this you have the power to revoke at any moment."
(Jika kamu merasa terganggu oleh sesuatu dari luar, sesungguhnya penderitaan itu bukan berasal dari hal itu sendiri, melainkan dari cara bagaimana kamu memandangnya; dan kamu memiliki kendali untuk mengubah cara pandang itu kapan saja.)
Menurut Marcus Aurelius, berpikir positif bukan berarti menolak realitas, melainkan menerimanya dengan sadar, dan memilih untuk merespons dengan kebijaksanaan. Melalui penerimaan itu, seseorang bisa menemukan ketenangan hati dan kekuatan batin yang sesungguhnya.
- Metode Latihan (Askesis)
Kata "askesis" berasal dari bahasa Yunani yang berarti latihan atau kebiasaan melatih diri. Askesis berfokus pada latihan batin untuk mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan. Tujuannya adalah mencapai ketenangan batin dengan berfokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan - yaitu sikap dan respons kita - serta belajar menerima hal-hal yang berada di luar kendali. Melalui latihan seperti ini, pikiran dibiasakan untuk tetap sabar dan berpikir jernih.
Dalam karya Meditations, Marcus Aurelius menulis tentang pengalamannya berlatih tentang kesadaran dan bagaimana membedakan hal-hal yang bisa dirubah serta hal-hal yang harus diterima dengan tenang. Dari latihan tersebut, hal yang dapat kita pelajari bahwa sumber ketenangan sejati ada di dalam diri kita sendiri. Dengan membiasakan pikiran untuk tetap rasional, tenang, dan bijak, seseorang bisa menjalani hidup tanpa terlalu bergantung terhadap nasib (Fortuna), tetapi berpijak terhadap kebajikan (Virtue).
Kemampuan Membedakan Antara Emosi dan Sensasi
- Pengertian Sensasi
Sensasi terjadi secara alami ketika pancaindra menangkap rangsangan dari luar - seperti rasa panas, dingin, sakit, lapar, takut, atau terkejut. Reaksi itu muncul dengan sendirinya, tanpa perlu dipikirkan atau disadari lebih dulu. Tubuh secara naluriah merespons apa pun yang datang dari lingkungan sekitarnya.
Contoh: Seseorang sedang mengendarai motor menuju universitas pada siang hari. Cuaca yang panas membuat tubuhnya berkeringat dan merasa tidak nyaman. Rasa panas di kulit, keringat yang keluar, dan rasa lelah yang muncul merupakan bentuk sensasi, karena semuanya adalah reaksi alami tubuh terhadap suhu di sekitar.
- Pengertian Emosi
Emosi adalah reaksi psikologis yang muncul setelah seseorang secara sadar menilai sensasi yang dirasakan. Emosi dapat didefinisikan sebagai perasaan yang timbul dalam diri manusia sebagai respons terhadap suatu situasi tertentu. Perasaan ini bisa memengaruhi pikiran, persepsi dan perilaku seseorang. Â
Contoh: ketika ia mulai merasa kesal karena berpikir cuaca terlalu ekstrem atau perjalanan terlalu jauh, perasaan itu adalah emosi. Emosi muncul karena adanya penilaian dan cara seseorang memandang suatu hal dari pikiran terhadap sensasi yang dirasakan.
Inti dari pemikiran Marcus adalah bahwa ketenangan batin tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi, melainkan pada cara kita memandang dan menanggapinya. Dengan kata lain, yang membuat kita gelisah bukanlah peristiwanya, tetapi cara pikiran kita menafsirkan peristiwa itu. Sensasi hanya menjadi awal dari reaksi tubuh, sementara emosi muncul dari makna yang kita berikan pada apa yang kita rasakan.