Mohon tunggu...
Miftahul Febrityas
Miftahul Febrityas Mohon Tunggu... Mahasiswa

43225010023 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

16 Oktober 2025   22:41 Diperbarui: 16 Oktober 2025   22:55 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
  • Metode Conversio

Conversio dalam ajaran Stoik berarti perubahan arah batin, yaitu berpindah dari sikap reaktif terhadap dunia luar menjadi lebih menerima dan tenang dalam diri. Dalam pandangan Marcus Aurelius, Conversio menggambarkan perubahan di dalam diri yang lahir dari ajaran Stoik - suatu perubahan yang menuntun seseorang untuk hidup dengan akal sehat dan kebajikan, bukan mengikuti emosi atau keinginan sesaat.

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025

Pemikiran Marcus Aurelius dalam Meditations menyatakan "If you are distressed by anything external, the pain is not due to the thing itself, but to your estimate of it; and this you have the power to revoke at any moment."
(Jika kamu merasa terganggu oleh sesuatu dari luar, sesungguhnya penderitaan itu bukan berasal dari hal itu sendiri, melainkan dari cara bagaimana kamu memandangnya; dan kamu memiliki kendali untuk mengubah cara pandang itu kapan saja.)

Menurut Marcus Aurelius, berpikir positif bukan berarti menolak realitas, melainkan menerimanya dengan sadar, dan memilih untuk merespons dengan kebijaksanaan. Melalui penerimaan itu, seseorang bisa menemukan ketenangan hati dan kekuatan batin yang sesungguhnya.

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
  • Metode Latihan (Askesis)

Kata "askesis" berasal dari bahasa Yunani yang berarti latihan atau kebiasaan melatih diri. Askesis berfokus pada latihan batin untuk mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan. Tujuannya adalah mencapai ketenangan batin dengan berfokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan - yaitu sikap dan respons kita - serta belajar menerima hal-hal yang berada di luar kendali. Melalui latihan seperti ini, pikiran dibiasakan untuk tetap sabar dan berpikir jernih.

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Bagi para filsuf Stoik, hal terpenting dalam hidup bukanlah Fortuna - yakni nasib atau hal-hal di luar kendali kita - melainkan Virtue (kebajikan), yaitu kemampuan untuk bersikap dan berpikir dengan benar. Fortuna mencakup hal-hal seperti cuaca, pendapat orang lain, atau hasil dari suatu peristiwa, yang semuanya berada di luar kuasa kita. Sebaliknya, Virtue berkaitan dengan hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti pikiran, sikap, dan tindakan moral.

Dalam karya Meditations, Marcus Aurelius menulis tentang pengalamannya berlatih tentang kesadaran dan bagaimana membedakan hal-hal yang bisa dirubah serta hal-hal yang harus diterima dengan tenang. Dari latihan tersebut, hal yang dapat kita pelajari bahwa sumber ketenangan sejati ada di dalam diri kita sendiri. Dengan membiasakan pikiran untuk tetap rasional, tenang, dan bijak, seseorang bisa menjalani hidup tanpa terlalu bergantung terhadap nasib (Fortuna), tetapi berpijak terhadap kebajikan (Virtue).

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025

Kemampuan Membedakan Antara Emosi dan Sensasi

  • Pengertian Sensasi

Sensasi terjadi secara alami ketika pancaindra menangkap rangsangan dari luar - seperti rasa panas, dingin, sakit, lapar, takut, atau terkejut. Reaksi itu muncul dengan sendirinya, tanpa perlu dipikirkan atau disadari lebih dulu. Tubuh secara naluriah merespons apa pun yang datang dari lingkungan sekitarnya.

Contoh: Seseorang sedang mengendarai motor menuju universitas pada siang hari. Cuaca yang panas membuat tubuhnya berkeringat dan merasa tidak nyaman. Rasa panas di kulit, keringat yang keluar, dan rasa lelah yang muncul merupakan bentuk sensasi, karena semuanya adalah reaksi alami tubuh terhadap suhu di sekitar.

  • Pengertian Emosi

Emosi adalah reaksi psikologis yang muncul setelah seseorang secara sadar menilai sensasi yang dirasakan. Emosi dapat didefinisikan sebagai perasaan yang timbul dalam diri manusia sebagai respons terhadap suatu situasi tertentu. Perasaan ini bisa memengaruhi pikiran, persepsi dan perilaku seseorang.  

Contoh: ketika ia mulai merasa kesal karena berpikir cuaca terlalu ekstrem atau perjalanan terlalu jauh, perasaan itu adalah emosi. Emosi muncul karena adanya penilaian dan cara seseorang memandang suatu hal dari pikiran terhadap sensasi yang dirasakan.

Inti dari pemikiran Marcus adalah bahwa ketenangan batin tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi, melainkan pada cara kita memandang dan menanggapinya. Dengan kata lain, yang membuat kita gelisah bukanlah peristiwanya, tetapi cara pikiran kita menafsirkan peristiwa itu. Sensasi hanya menjadi awal dari reaksi tubuh, sementara emosi muncul dari makna yang kita berikan pada apa yang kita rasakan.

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025

Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025
Sumber: Modul Prof. Apollo_UMB 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun