Latar Belakang
Berpikir positif menjadi hal yang sangat penting yang dapat membantu seseorang menghadapi kehidupan yang tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan. Dengan cara berpikir yang tenang dan rasional, seseorang dapat tetap kuat meskipun menghadapi berbagai macam kesulitan. Banyak tokoh filsafat dan psikologi yang membahas hal ini dari perspektif yang berbeda, seperti Marcus Aurelius, Epictetus, Friedrich Nietzsche, William James, dan Albert Ellis, menyajikan pandangan yang berbeda-beda tentang bagaimana manusia dapat menjaga sikap positif dan ketenangan batin di tengah berbagai tantangan hidup.
Marcus Aurelius (121-180 M) - Filsuf Kaum STOA
Marcus Aurelius merupakan seorang kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoikisme. Ia mengajarkan kebijaksanaan dalam menggunakan akal dan logika untuk membimbing tindakan. Salah satu kutipan terkenalnya yaitu "You have power over your mind, not outside events. Realize this, and you will find strength." (kekuatan sejati ada pada kemampuan seseorang untuk mengendalikan pikirannya sendiri, bukan pada upayanya mengatur hal-hal di luar dirinya.)
Marcus Aurelius menemukan kedamaian bukan melalui kendali terhadap dunia luar, tetapi melalui penerimaan. Bagi dirinya, ketenangan sejati hanya bisa diperoleh ketika seseorang mampu memahami batas antara hal-hal yang dapat ia kendalikan dan hal-hal yang berada di luar kekuasaannya. Ia percaya bahwa penderitaan bukan berasal dari peristiwa itu sendiri, melainkan dari cara kita menilainya. Karena itu, dengan berpikir rasional dan menerima realitas apa adanya, manusia dapat tetap tenang meskipun hidupnya dipenuhi ketidakpastian.
Contoh penerapan ajaran Marcus Aurelius dalam kehidupan sehari-hari:
Seseorang yang sedang mengemudi di jalan yang penuh kemacetan, tiba-tiba ada pengendara lain yang memotong jalannya dengan kasar, kemudian marah-marah tanpa alasan yang jelas.Â
Reaksi spontan menimbulkan rasa kesal dan dorongan membunyikan klakson keras-keras. Namun, jika meneladani ajaran Marcus Aurelius, ia akan berusaha tetap tenang dan tidak membiarkan emosinya menguasai diri. ia menyadari bahwa kejadian seperti itu berada di luar kendalinya, jadi tidak ada gunanya membalas dengan amarah. Dengan menahan diri serta berpikir tenang, seseorang dapat menjaga hatinya tetap damai dan terhindar dari tindakan yang membuat keadaan semakin buruk. Seperti yang diungkapkan Marcus Aurelius, "Balas dendam terbaik adalah tidak menjadi seperti musuhmu." Maksudnya, cara paling bijak menghadapi perlakuan buruk adalah dengan tidak meniru perbuatan yang sama.