Mohon tunggu...
Miftahul Abrori
Miftahul Abrori Mohon Tunggu... Freelancer - Menjadi petani di sawah kalimat

Writer & Citizen Journalist. Lahir di Grobogan, bekerja di Solo. Email: miftah2015.jitu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerbung | Kemarau Sang Perawan (Part 3)

4 Februari 2020   18:46 Diperbarui: 4 Februari 2020   18:45 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari pixabay

Lik Sutris menatap iba pada Pras. Lelaki mana yang rela, sang kekasih yang ditinggal di desa ternyata berbadan dua, dan itu bukan darah dagingnya.

Lik Sutris menyeruput kopi hitam yang disuguhkan Yu Warti, pemilik warung.

Setelah beberapa tegukan kopi, Sutris masih tak tega menyampaikan berita yang pasti bakal tambah mengguncang perasaan Prasetyo.

"Duduk dulu, Pras. Kuatkan hatimu," kata Sutris sambil menikmati sebatang rokok kretek.

Asap rokok dari mulut Sutris beterbangan menyatu dengan kepulan asap kopi. "Benar. Anik pacarmu itu, perawan hamil di desa kita," kata Sutris.

Langit seakan runtuh menimpa kepala Pras. Bukit Sigit seakan menimpa tubuhnya. Ia tak ingin mempercayai apa yang dikatakan lik Sutris. Namun, ia tahu bahwa tetangga depan rumahnya itu tak mungkin berbohong.

Anik Setyaningrum, nama lengkapnya. Pras berjanji akan melamarnya kalau ia sudah lulus kuliah. Tentu itu harus menunggu beberapa tahun lagi.

Kata lik Sutris, Anik tak pernah berterus terang tentang siapa lelaki yang menyebabkannya hamil. 

Lik Sutris menyarankan Pras meninggalkan kampung karena warga mencurigai Pras yang menghamili Anik. 

"Mana mungkin saya yang menghamili Anik, Lik!" Pras membela diri.

"Mana tahu begitu, Pras. Pergaulan anak muda sekarang kadang keblabasan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun