Mohon tunggu...
Miftah Nur Rizqi
Miftah Nur Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi membaca novel dan nonton dracin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merangkai Makna dalam Puisi: Peran Diksi, Imaji, dan Lainnya

24 April 2025   18:25 Diperbarui: 24 April 2025   17:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Barisnya pendek-pendek, dan banyak jeda di tiap larik, jadi kita bisa merasa seolah-olah penyairnya benar-benar sedang berdialog dengan Tuhan.

5. Gaya Bahasa (Majas)

Banyak majas yang dipakai di sini, antara lain:

Personifikasi:

Di pintu-Mu aku mengetuk -- menggambarkan Tuhan punya pintu, seolah-olah kita benar-benar datang dan mengetuk

Metafora:

Caya-Mu panas suci -- cahaya Tuhan digambarkan sebagai panas yang suci, bukan cuma terang, tapi juga menyucikan.

Hiperbola:

Aku hilang bentuk / Remuk -- ini bukan sekadar sedih, tapi hancur sampai tak berbentuk lagi.

Repetisi:

Kata Tuhanku diulang-ulang, memperkuat kesan pasrah dan tunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun