remuk -- sangat menggambarkan perasaan hancur, bukan sekadar "sedih".
2. Imaji
Puisi ini penuh dengan imaji visual dan emosional:
Visual: Caya-Mu panas suci / Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi --- bisa dibayangkan, gelap gulita, dan hanya ada cahaya kecil dari lilin.
Emosional: Aku hilang bentuk / Remuk --- membuat pembaca ikut merasakan kehancuran batin si tokoh "aku".
3. Rima
Puisinya memakai rima bebas, artinya nggak harus a-a-a atau a-b-a-b. Tapi ada pengulangan bunyi yang enak dibaca, seperti:
Tuhanku diulang beberapa kali, memberi kesan seperti sedang berdoa beneran.
Bunyi vokal "u", "i", dan "a" cukup sering muncul di akhir baris, jadi nadanya tetap terjaga.
4. Irama
Irama puisi ini pelan, tenang, dan seperti napas yang dalam. Pas banget buat nuansa doa atau curhat batin.