Mohon tunggu...
Miftah Nur Rizqi
Miftah Nur Rizqi Mohon Tunggu... Mahasiswa

hobi membaca novel dan nonton dracin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merangkai Makna dalam Puisi: Peran Diksi, Imaji, dan Lainnya

24 April 2025   18:25 Diperbarui: 24 April 2025   17:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

remuk -- sangat menggambarkan perasaan hancur, bukan sekadar "sedih".

2. Imaji

Puisi ini penuh dengan imaji visual dan emosional:

Visual: Caya-Mu panas suci / Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi --- bisa dibayangkan, gelap gulita, dan hanya ada cahaya kecil dari lilin.

Emosional: Aku hilang bentuk / Remuk --- membuat pembaca ikut merasakan kehancuran batin si tokoh "aku".

3. Rima

Puisinya memakai rima bebas, artinya nggak harus a-a-a atau a-b-a-b. Tapi ada pengulangan bunyi yang enak dibaca, seperti:

Tuhanku diulang beberapa kali, memberi kesan seperti sedang berdoa beneran.

Bunyi vokal "u", "i", dan "a" cukup sering muncul di akhir baris, jadi nadanya tetap terjaga.

4. Irama

Irama puisi ini pelan, tenang, dan seperti napas yang dalam. Pas banget buat nuansa doa atau curhat batin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun