Mohon tunggu...
Momang Yusuf
Momang Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Pengajar sains yang terus belajar menulis

Seorang abdi negara di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain menulis tema-tema sosial dan fiksi, saya juga menulis tentang sains khususnya fisika yang saya tuangkan dalam blog pribadi saya: https://edufisika.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terdampar di Negeri Asing

25 Desember 2022   10:55 Diperbarui: 25 Desember 2022   11:07 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di mana ia berada sekarang ini?

Tesla merasa asing. Dia memandang gedung-gedung kaca tinggi menjulang di sekitarnya. Kendaraan lalu lalang di jalan beberapa meter di depannya. Dan, wooow... Tesla terkejut dan mengamati lebih saksama. Kendaraan-kendaraan itu tidak menapak aspal, suara-suaranya tidak berisik. 

Kendaraan melayang? Di mana gerangan dia berada? Bagaimana dia bisa sampai ke tempat ini? 

Tesla ingat, rasanya tadi ia berada di kamarnya membaca buku yang baru dibelinya. Kenapa tiba-tiba dia berada di tempat asing ini?

Dia mencari-cari bukunya. Tidak ketemu. Aneh.

Tesla mengamati lebih teliti sekelilingnya. Di kota mana gerangan tempat ini? Sejak tadi diperhatikannya kendaraan yang serba melayang, datang dan hilang di sela-sela gedung-gedung tinggi. Belum sekali pun terlihat olehnya mobil atau kendaraan beroda yang khas yang selama ini selalu dilihatnya.


Orang-orang yang lewat pun terasa aneh bagi Tesla. Hampir semua orang itu membekal tas kecil, kira-kira seukuran handphone yang dimilikinya. Dari tas kecil itu menjulur kabel-kabel ke pergelangan tangan dan ke dalam liang telinga. Yang ke telinga itu sudah tentu earphone. Tesla sekilas memperhatikan earphone milikinya. Hampir sama, kecuali ukuran yang mereka miliki lebih kecil dan sedikit transparan. Apakah semua orang diharuskan membawa tas berkabel itu?

Di seberang sana, tampak lelaki separuh baya baru saja keluar dari sebuah gedung. Kelihatannya itu sebuah toko makanan. Sejenak ia berhenti di depan pintu lalu melihat jam tangannya. Dia memencet sebuah tombol di jam itu. Beberapa saat kemudian, sebuah benda melayang menuju laki-laki itu... Skuter terbang! Dengan tenang laki-laki itu berdiri di atas skuter yang berhenti di depannya, menggenggam setirnya, dan wusss.. skuter melaju membawa orang itu melayang di atas jalan.

Hebat luar biasa. Tesla membatin.

Di mana sebenarnya dia berada saat ini?

Belum sempat Tesla menganalisis lebih jauh. Tiba-tiba dia tersadar. Kehadirannya menarik perhatian beberapa orang yang lewat di tempat itu. Dua orang--kelihatannya petugas keamanan-- berjalan mendekatinya. Saksama memperhatikan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tesla heran sekaligus waswas. Apa yang aneh pada dirinya?

O, rupanya penampilannya memang berbeda dengan orang-orang itu. Tesla baru menyadarinya.

Orang-orang itu mengenakan pakaian yang ketat. Seperti pakaian yang digunakan oleh atlet renang, tapi milik mereka menutupi seluruh tubuh kecuali tangan, kaki dan kepala. Semua orang berpakaian seperti itu. Yang berbeda hanya pada warna dan motif-motifnya. Kelihatannya kain itu elastis. Juga tebal.

"Siapa dia?" Tanya seseorang yang paling dekat ke Tesla kepada seseorang lainnya yang ada di dekatnya.

"Saya tidak tahu. Kelihatannya orang asing."

"Ya. Pakaiannya aneh. Rasanya saya belum pernah melihat model pakaian seperti itu."

Temannya mengangguk.

Tesla sekilas dapat mendengar dan mengerti percakapan mereka. Sambil tersenyum Tesla mencoba menyapa mereka.

"Ehm... Maaf, saya Tesla." Sesopan mungkin Tesla menyapa.

"Maaf, apa saya boleh tahu di mana saya berada sekarang ini?"

Kedua orang itu sejenak saling berpandangan. Lalu orang yang paling dekat ke Tesla menjawab.

"Ini Xakarta."

"Xakarta? Jakarta?" Tesla bingung.

"Ini Dufan baru ya? Di daerah mana di Jakarta ini? Kok saya belum tahu?"

Jakarta yang sehari-harinya bising dengan suara kendaraan sepanjang hari, 24 jam tak pernah sunyi, macet, suara klakson bersahutan kok tiba-tiba bisa seperti di film-film seperti ini? Mana ada kendaraan melayang-layang di Jakarta? Bahkan di belahan dunia mana pun tak ada tempat yang transportasinya berupa kendaraan yang melayang. Tak satu pun. Ini sungguh-sungguh aneh. Atau Xakarta itu bukan di Jakarta?

Kedua orang itu kembali saling pandang. Bukannya menjawab pertanyaan Tesla, yang paling dekat ke Tesla malah balik bertanya.

"Apa betul kamu orang Xakarta?"

Tesla mengangguk. Mungkin mereka melafalkan Jakarta dengan Xakarta.

"Tapi, pakaianmu aneh."

Tesla jadi bingung. Mengapa malah pakaiannya yang dibilang aneh? Bukankah pakaian seperti yang mereka kenakan itu yang lebih aneh?

"Maksudmu?"

"Iya. Pakaian kamu aneh. Sepertinya... "

"Apa yang ada di dadamu itu?" Tanya orang satunya lagi memotong perkataan temannya.

Tesla memperhatikan ponselnya yang menonjol di saku bajunya. Ponsel itu telah menarik perhatian orang itu. Tesla mengeluarkannya. Menggeser-geser jempolnya pada layarnya untuk menyalakannya. No signal. Tesla heran.

"Ini telepon seluler saya." Katanya.

Kedua orang itu mengernyit memperhatikan ponsel Tesla.

"Kenapa dengan ponsel ini? Apa kamu tidak punya ponsel?" Tanya Tesla.

Tesla membolak-balik ponselnya. Mencari sesuatu yang aneh. Apa yang aneh ya? Mengapa kedua orang asing ini memandangi ponsel terbarunya seperti melihat sebuah benda pusaka? Satu-satunya yang aneh, menurutnya, hanyalah tulisan no signal itu. Apa benar tidak ada sinyal telepon di tempat asing yang tampak super modern ini?

"Maaf, sebenarnya kalian ini siapa?" Tanya Tesla kemudian.

"Jika benar ini Jakarta, mengapa tempat ini belum pernah saya datangi sebelumnya? Padahal, saya lahir dan besar di Jakarta. Rasanya semua tempat di Jakarta telah saya datangi. Tapi yang ini..., saya belum pernah mendatanginya sebelumnya."

"Dan, maaf sekali lagi ya... Kalian ini, kenapa memakai pakaian seperti ini? Apakah kalian... Apa ya?" Tesla bingung sendiri tak tahu apa lanjutan pertanyaannya.

Tesla memberondong kedua orang itu dengan pertanyaan-pertanyaan keheranan yang sejak tadi mengaduk-aduk kepalanya.

Kedua orang itu saling berbisik. Tesla mencoba mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi tak bisa. Suara mereka sangat kecil.

"Begini... Bolehkah kami lihat sekali lagi benda yang kamu bilang ponsel tadi?" Tanya salah seorang dari mereka.

Tesla menjulurkan tangannya ke arah kedua orang itu, menunjukkan ponselnya.

"Bagaimana menyalakannya?"

Tesla lalu menggeser-geser ibu jarinya pada layar ponselnya. Layar ponsel menyala, tampak gambar-gambar ikon. Orang itu menunjuk pada angka 15:54 yang tertulis pada layar.

"Apa arti angka ini?" Tanyanya.

"Ini jam menunjukkan waktu saat ini."

"Kemudian yang ini?" Tanyanya lagi melihat angka di bawah jam itu.

"Ini tanggal sekarang."

"Tanggal sekarang?" Tiba-tiba salah seorang dari keduanya bersuara lirih. Jantungnya berdetak kencang begitu melihat tanggal di ponsel Tesla.

"Sudah kuduga...", desisnya.

"Apa betul itu menunjukkan waktu sekarang?" Tanya salah seorang lagi memastikan.

Tesla mengangguk berkali-kali. Jujur, dia sangat aneh dan kesal dalam kebingungan.

"Waktu saat ini? Saat kita bercakap-cakap sekarang ini?

Oh, Tuhan. Pembaca budiman, bisakah Anda memberi tahu saya apa arti pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan itu?

Kedua orang itu berbisik-bisik lagi. Sesekali matanya melirik Tesla. Salah seorang kemudian menggesekkan telunjuk dan ibu jari kirinya. Terdengar bunyi klik. Seketika muncul bayangan layar tipis. Sebuah layar hologram. Ada beberapa visual tombol pada layar virtual yang mengambang itu. Orang itu menggeser telunjuk kanannya pada layar ke bawah. Tulisan muncul berganti-ganti. Ketika tampak tulisan "Biro Penanganan Penjelajah Waktu" tangannya berhenti. Sejurus kemudian tulisan itu membesar pada layar virtual itu. Dia menekan tulisan itu. Muncul ikon telepon berwarna hijau. Agak ragu dia menyentuh ikon telepon itu.

"Ya, Biro Penanganan Penjelajah Waktu. Ada yang bisa kami bantu?" Sebuah suara terdengar.

"Betul. Koordinat 5o 19' 12'' LS 106o 22'42'' BT."

"Copied."

Klik. Layar tipis hologram memudar lalu menghilang.

Bingung Tesla sejenak berganti takjub memandang kejadian itu. Dia ingin bertanya tentang alat yang mereka barusan gunakan dan apa itu biro penanganan penjelajah waktu. Namun belum sempat dia membuka mulut, tiba-tiba empat orang berhelm tertutup bersenjata lengkap dengan pakaian yang hampir sama dengan dua orang sebelumnya tiba-tiba telah muncul mendatangi mereka. Mereka turun dari sebuah kendaraan serupa pesawat UFO yang gambar-gambarnya sering Tesla lihat di internet.  Keempat orang itu mengelilingi Tesla.

Tesla panik, memandang curiga pada dua orang yang sejak tadi telah mendatanginya.

"Demi keselamatan Anda, kami harus membawa Anda ke tempat kami." Kata salah seorang dari empat orang yang baru datang. Tiga orang lainnya dengan sigap langsung mendekati Tesla. Dua orang di sebelah kanan dan kirinya segera mencekal tangannya.

"Kalian siapa? Apa maksud Anda dengan 'keselamatan saya?'" Tanya Tesla gugup. Dia meronta mencoba melepaskan cekalan tangan itu.

"Jangan berontak!" Tegas yang berdiri di depan Tesla. "Kami hanya akan mengamankan Anda."

Tesla tidak peduli. Dia terus meronta, tak pantas dia tiba-tiba dicekal seperti ini.

"Lepaskan saya! Anda tidak perlu mengamankan siapa-siapa. Saya tidak melakukan apa-apa di sini."

Keempat orang itu terus menarik dan memaksa Tesla berjalan ke arah kendaraan keempat orang itu.

"Lepaskan saya!" Tesla kembali meronta. Ponselnya terlepas dari tangannya.

Orang-orang di sekitar seperti tidak peduli dengan kejadian yang dialami Tesla.

Salah seorang yang baru datang membungkuk mengambil ponsel Tesla. Mengamatinya sejenak. Lalu memasukkannya ke dalam sebuah plastik sebelum menyimpannya di tempat khusus yang dibawanya.

"Kembalikan ponsel saya!" Tesla berteriak.

Tak seorang pun peduli teriakannya.

Cengkeraman tangan kedua orang yang memegangnya semakin kuat. Tesla masih berusaha melepaskan diri. Dua orang sebelumnya, yang datang lebih awal sebelum kedatangan keempat orang itu, mendekati Tesla.

"Maafkan kami, Tesla. O ya, Namamu Tesla kan?"

Tesla memandang khawatir pada kedua orang itu.

"Kami tidak bermaksud jahat padamu. Kami justru ingin menyelamatkanmu. Ikutlah ke petugas ini, nanti kau akan mengerti perkaranya."

Tesla tak tahu harus apa-apa lagi.

"Coba lihat tanganku ini. Kurasa kau tahu ini jam tangan. Lihatlah..."

Orang itu mengangsurkan tangannya ke muka Tesla. Tesla memandang tajam pada jam tangannya. Biasa saja. Orang itu lalu menekan tombol di sisi samping jam itu. Muncul deretan angka: 30 -- 07 -- 2245.

"Itulah waktu sekarang, Tesla..."

"Tahun 2245?" Tesla membelalak. 

Bagaimana mungkin?

Tiba-tiba Tesla menyentakkan tangannya. Karena tidak menyadari gerakan Tesla yang mendadak ini, cengkeraman kedua orang tadi lepas. Tesla lolos. Sejenak dia tertegun. Sekarang tahun 2245?

"Jangan kabur! Kamu tidak akan bisa melakukannya" Teriak orang yang berdiri di belakang Tesla ketika menyadari Tesla telah mulai berlari melesat ke depan.

"Kami hanya akan mengamankan Anda ke kantor Biro! Dengan situasi Anda yang sekarang keselamatan Anda sebenarnya terancam. Coba perhatikan diri Anda dengan orang-orang di sekitar ini. Tidakkah Anda melihat perbedaan yang mencolok? Kami ini justru akan menyelamatkan Anda." Orang itu berteriak menerangkan.

Tesla tidak peduli. Dia terus berlari. Tanpa pikir panjang, orang yang barusan berteriak mengacungkan senjatanya ke arah Tesla. Desss... seberkas cahaya meluncur dan seketika membelit kaki Tesla.

Tesla terhuyung lalu jatuh terjerembap. Kepalanya berkunang-kunang. Tapi, tiba-tiba saja dia merasa ada kekuatan yang memaksanya bangkit. Dia mencoba bangkit. Tapi tak bisa. Kepalanya terasa sangat berat. Dipaksakannya sekali lagi dan... Berhasil. Dia bangkit, terengah-engah dengan peluh mengucur di seluruh tubuhnya.

Tiba-tiba dia merasa aneh. Dia tidak lagi di tempat sebelumnya. Dia mencari-cari kedua orang yang ditemuinya tadi. Tidak ada siapa-siapa. Empat orang yang seperti petugas keamanan itu juga tidak ada.

"Apakah saya telah di kantor biro itu?" Batin Tesla.

Tiba-tiba Tesla bangkit! Sesuatu menimpa kakinya. Buku. Itu buku yang dicari-carinya! Tesla membalikkan badan.

Dia ada di kamar tidurnya!

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun