Mohon tunggu...
Meza Monica
Meza Monica Mohon Tunggu... Mahasiswa / Karyawan

hobby saya menulis dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Sunyi menuju cinta ilahi dalam kehidupan dan pendidikan bernafas tasawuf

22 Juli 2025   23:38 Diperbarui: 22 Juli 2025   23:38 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Puisi Bernapas Tasawuf  Jalan Sunyi Menuju Cinta Ilahi dalam Kehidupan dan Pendidikan

Pendahuluan:

Ketika Sastra Menjadi Jalan Pulang

Sastra bukan sekadar keindahan kata. Ia adalah jendela untuk memahami jiwa, hidup, dan Tuhan. Dalam lautan sastra, puisi menjadi medium yang paling jujur dalam menyuarakan kegelisahan dan pencarian makna terdalam. Salah satu pendekatan yang menggugah adalah tasawuf, jalan spiritual dalam Islam yang menekankan cinta, keikhlasan, fana (melebur), dan baqa (kekal bersama Tuhan).

Dalam dunia pendidikan, pemahaman terhadap puisi bertema tasawuf tak hanya memperkaya wawasan sastra, tetapi juga membentuk karakter, menyentuh sisi spiritual mahasiswa, serta menanamkan nilai-nilai transendental. Mahasiswa yang mampu membaca puisi sufi bukan hanya sedang mengkaji teks, tetapi sedang menyelami samudera makna yang mempertemukan akal, hati, dan ruh.

Simbol Cinta Ilahi dalam Puisi Tasawuf

Cinta dalam puisi tasawuf bukan sekadar cinta romantik. Ia adalah cinta yang melampaui dunia, cinta kepada Tuhan. Simbol-simbol seperti anggur, kekasih, atau cahaya sering digunakan untuk menyatakan rindu manusia pada Sang Pencipta. Jalaluddin Rumi, misalnya, menulis: "Cintalah yang membuka gerbang langit." Melalui simbol ini, puisi mengajarkan bahwa cinta sejati adalah pengantar menuju ketenangan batin.

Makna Fana dan Baqa dalam Larik Puisi Sufi

Konsep fana (melebur diri dalam Tuhan) dan baqa (keabadian dalam-Nya) menjadi inti ajaran tasawuf. Dalam puisi, konsep ini muncul dalam larik yang menyiratkan kehilangan ego, lenyapnya dunia, dan munculnya kesadaran akan kehadiran Ilahi. Penyair seperti Hamzah Fansuri atau Rabi'ah al-Adawiyah sering menyuarakan pengalaman spiritual yang meninggalkan dunia demi keabadian bersama Tuhan.

Sunyi dan Keheningan sebagai Simbol Spiritualitas

Dalam puisi tasawuf, sunyi bukan kehampaan, melainkan ruang perjumpaan. Keheningan menjadi simbol dari kesadaran ruhani, tempat dzikir dan kontemplasi terjadi. Penyair sufi kerap menggambarkan malam yang sepi sebagai momen paling suci untuk berdialog dengan Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun