Aku menyaksikan korupsi tumbuh subur di negeri ini.
Diberi ruang hingga tumbuh menjadi maut yang tertawa
Menampak jelas dari jejak kering yang penuh airmata
Ia adalah pembawa kematian paling kasar yang datang dengan senyuman.
Aku menyaksikan negeri tenggelam tanpa perlawanan
Si kaya berkongsi dengan si kuasa, membelit kerongkongan si miskin
Dengan senjata regulasi yang sudah dipermak kiri dan kanan
Suara-suara dapat dibungkam dengan hukum yang dipelintir kekuasaan
Pergerakan-pergerakan sudah dihentikan oleh aparat-aparat yang sudah terbeli.Â
Perang dunia masih mungkin dicegah
Ledakan bom atom masih mungkin dijinakkan
Tapi siapa yang mampu menahan koruptor
Dengan budaknya yang membawa senapan
Yang pelurunya para jelata yang diberi makan bansos
Celakanya aku di sana
Berdiri dengan pikiran yang dipaksa menjadi hampa
Tak berdaya...
Bergerak berarti mampus
Berdiam pun artinya mati
Dan aku takut tak mampu menolak
Saat kantongku nanti berkata:
"Maaf, kantong juga menghadap ke atas"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI