Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Resep Egg Steam yang Tak Kalah dengan Restoran Mewah

27 Juli 2025   09:26 Diperbarui: 27 Juli 2025   15:51 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Dari Restoran Mewah ke Meja Makan Keluarga

Di restoran Jepang atau Chinese yang mewah, Egg Steam---dikenal sebagai Chawanmushi dalam tradisi Jepang dan Dan Zhen dalam kuliner Tiongkok---sering dihadirkan sebagai pembuka: lembut, elegan, penuh nuansa rasa. 

Teksturnya sehalus sutra, tampilannya sederhana namun berkelas. Tapi jauh di balik kesan mewah itu, tersembunyi kisah yang lebih dalam: tentang rumah, tentang cinta yang dimasak perlahan, dan tentang bagaimana sesuatu yang tampak istimewa bisa lahir dari dapur yang sangat sederhana.

Jejak Sejarah Egg Steam

Egg Steam bukanlah penemuan kuliner modern. Di Jepang, Chawanmushi---yang secara harfiah berarti "mangkuk kukus"---telah menjadi bagian dari tradisi sejak era Edo. 

Disajikan dalam cawan kecil, dikukus bersama kaldu dashi, jamur, udang, dan kadang biji ginkgo, menciptakan harmoni rasa yang lembut dan mendalam.

Sementara itu, di Tiongkok, ada Dan Zhen, versi yang lebih sederhana namun tak kalah filosofis. Telur dikocok bersama air atau kaldu, dikukus perlahan hingga mengeras dalam kelembutan.

Dua tradisi ini meskipun lahir dari budaya berbeda, menyimpan filosofi serupa: keindahan dalam kesederhanaan, rasa jujur tanpa manipulasi, serta teknik yang lahir dari penghormatan terhadap bahan.

Dari Dapur Restoran ke Dapur Rumah

Saya, Merza Gamal, bukan seorang chef profesional. Saya hanyalah pecinta dapur rumah yang percaya bahwa ruang memasak bukan sekadar tempat mengolah makanan, tetapi juga ruang spiritual. 

Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal dari Dapur rumah sendiri 
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi Merza Gamal dari Dapur rumah sendiri 

Tempat di mana cinta, kesabaran, dan nilai hidup bisa larut dalam aroma nasi dan uap sup yang mengepul.

Suatu hari, ketika Egg Steam tersaji di meja restoran, saya tidak hanya melihat makanan. Saya melihat kemungkinan: bahwa semangkuk kelembutan itu bisa saya bawa pulang, saya wujudkan sendiri, dan saya sajikan kepada keluarga tercinta---bukan untuk meniru restoran mahal, tapi untuk membawa pulang kehangatan yang sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun