Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jangan Salahkan Gen Z, Saatnya Kita Siapkan Gen Alpha dengan Lebih Bijak

22 Juni 2025   05:40 Diperbarui: 23 Juni 2025   00:41 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Tim kerja. (Freepik/tirachardz)

"Generasi Z itu manja, gampang menyerah, tidak tahan tekanan, dan tidak tahu etika kerja."

Kalimat semacam itu sering terdengar di ruang-ruang kerja, forum diskusi, bahkan grup keluarga di WhatsApp. Keluhan terhadap Generasi Z seolah menjadi tren baru---mereka yang lahir dan tumbuh di era digital kini menghadapi stereotip yang menyudutkan. Namun, pertanyaannya: benarkah itu sepenuhnya kesalahan mereka?

Atau justru---kitalah yang gagal menyiapkan mereka?

Gen Z & Gen Alpha, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 
Gen Z & Gen Alpha, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Generasi Z: Produk dari Era Transisi Besar

Gen Z adalah generasi yang lahir dan besar di tengah pergeseran zaman yang cepat dan kompleks. Mereka menyaksikan dunia berpindah dari televisi tabung ke layar sentuh, dari perpustakaan ke mesin pencari, dari surat lamaran cetak ke rekrutmen berbasis algoritma.

Sayangnya, di tengah revolusi teknologi dan informasi ini, mereka juga menjadi korban dari sistem pendidikan yang tertinggal, pola asuh yang sibuk sendiri dengan gadget, dan lingkungan sosial yang lebih sering menuntut ketimbang membimbing.

Akibatnya, banyak Gen Z yang:

  • Gampang menyerah saat menghadapi tekanan kerja,
  • Lebih nyaman berkomunikasi lewat chat daripada tatap muka,
  • Minim etika kerja seperti disiplin, tanggung jawab, dan tata krama profesional,
  • Terlalu idealis namun rapuh saat menghadapi kenyataan dunia kerja.

Namun bila kita jujur, ini bukan semata-mata kesalahan mereka. 

Ini adalah hasil dari proses kolektif yang alpa membekali mereka secara utuh---baik dari sisi karakter, keterampilan, maupun kesiapan mental.

Lalai Mendidik: Kesalahan yang Tak Boleh Terulang pada Gen Alpha

Kini, kita dihadapkan pada tugas besar berikutnya: mempersiapkan Generasi Alpha. Anak-anak yang lahir setelah 2010 ini bahkan lebih digital daripada pendahulunya. 

Mereka mengenal layar sebelum mengenal huruf, lebih fasih bicara dengan AI ketimbang dengan tetangganya, dan tumbuh di tengah dunia yang makin tak pasti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun