Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ribuan Kantor Cabang Bank Menutup Pintu; Layanan Finansial Berpindah ke Ujung Jari

17 Juni 2025   20:17 Diperbarui: 17 Juni 2025   22:13 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penutupan kantor cabang bank,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Pertumbuhan digital banking,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 
Pertumbuhan digital banking,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Bayangkan sebuah rumah. Bank digital adalah rumah yang dibangun dari awal dengan desain modern---penuh kaca, terbuka, dan otomatis. 

Digitalisasi bank adalah rumah tua yang direnovasi, disesuaikan dengan gaya hidup masa kini. Keduanya bisa nyaman, namun pendekatannya berbeda.

Mengapa Ribuan Cabang Ditutup?

Jawabannya ada di data dan kenyataan. Nasabah kini lebih suka membuka rekening lewat ponsel dalam hitungan menit, ketimbang antre di kantor cabang. 

Menurut Bank Indonesia, pengguna bank digital diperkirakan tumbuh 52,3% YoY, sementara volume transaksi BI-FAST meningkat 34,1% sepanjang 2025.

Selain itu, efisiensi juga menjadi alasan kuat. Setiap cabang bank memerlukan biaya operasional tetap, sementara aplikasi hanya butuh satu kali pengembangan dan bisa melayani jutaan nasabah 24 jam non-stop. 

Dari perspektif bisnis, ini adalah langkah yang masuk akal.

Apa Artinya Bagi Masyarakat?

Di tengah gelombang perubahan ini, masyarakat perlu menjadi pengguna layanan keuangan yang cerdas dan adaptif. Berikut beberapa tips bagi nasabah dalam memilih layanan:

  1. Pahami Kebutuhan Pribadi. Jika Anda nyaman dan terbiasa menggunakan teknologi, bank digital bisa jadi pilihan utama. Jika Anda masih perlu interaksi fisik sesekali, bank konvensional dengan fitur digitalisasi menjadi solusi terbaik.
  2. Periksa Reputasi dan Keamanan. Pastikan bank---baik digital maupun konvensional---terdaftar dan diawasi oleh OJK. Baca ulasan pengguna dan cek fitur keamanan yang ditawarkan.
  3. Bandingkan Layanan. Jangan terpaku pada satu bank saja. Bandingkan bunga tabungan, fitur transfer, cashback, dan biaya admin antar aplikasi.
  4. Siapkan Diri untuk Perubahan. Kemampuan menggunakan aplikasi keuangan menjadi keterampilan penting, terutama bagi generasi yang belum akrab dengan teknologi.

Penutup: Masa Depan Perbankan Adalah Tanpa Sekat

Kisah Pak Hendra di awal artikel barangkali akan menjadi hal biasa di masa depan. Bank bukan lagi soal gedung megah dengan antrian panjang, tetapi tentang bagaimana seseorang dapat mengelola uangnya hanya dengan sentuhan jari.

Dengan hadirnya berbagai pilihan---baik bank digital murni maupun bank hasil digitalisasi---masyarakat Indonesia kini memiliki kebebasan untuk memilih model layanan keuangan yang sesuai. 

Yang jelas, satu hal tak dapat dihindari: masa depan perbankan adalah digital, dan ia telah dimulai hari ini.

Merza Gamal
Pensiunan Gaul Banyak Acara, Pemerhati Digital Banking, Konsultan Transformasi Corporate Culture 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun