Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Private Placement Rp80Miliar untuk KFC Indonesia Mendongkrak Saham FAST 34%

22 Mei 2025   08:02 Diperbarui: 22 Mei 2025   08:02 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi private placement KFC,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Private Placement Jadi Harapan Baru KFC Indonesia

Di tengah gempuran tantangan bisnis yang belum juga mereda---mulai dari aksi boikot global, perubahan perilaku konsumen, hingga tekanan keuangan yang membuat ratusan gerai harus tutup---nasib PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola jaringan restoran cepat saji KFC Indonesia, sempat digambarkan suram. Perusahaan membukukan kerugian hampir Rp 800 miliar sepanjang tahun 2024, dengan kondisi ekuitas yang tergerus tajam dan kas yang menipis.

Namun, harapan itu kini datang dari dalam: para pemegang saham utama, PT Gelael Pratama dan anak usaha Grup Salim, PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), akhirnya turun tangan. 

Mereka siap menyuntikkan modal baru sebesar Rp 80 miliar melalui skema Private Placement, sebagai langkah konkret untuk menyelamatkan FAST dari tekanan modal negatif dan membuka kembali ruang bagi transformasi bisnis KFC Indonesia ke depan.

Aksi Private Placement: Nafas Baru dari Gelael dan Grup Salim

FAST berencana menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau yang lebih dikenal dengan istilah private placement, senilai Rp 80 miliar, yang akan dieksekusi paling lambat pada 20 Juni 2025. Modal ini akan berasal dari dua pemegang saham besar: PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), anak usaha Grup Salim.

Langkah ini menjadi angin segar bagi FAST yang kini sedang menghadapi tekanan keuangan akut. Ekuitas perusahaan per akhir 2024 tinggal Rp 127,73 miliar, merosot tajam dari Rp 723,87 miliar pada akhir 2023. Modal kerja yang menipis dan kewajiban yang terus membengkak mendorong FAST untuk bergerak cepat menyelamatkan fundamental bisnisnya.

Deretan Angka Merah di 2024

Kerugian FAST sepanjang 2024 tercatat sebesar Rp 796,71 miliar, melonjak 91,67% dibandingkan rugi tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 415,64 miliar.

Pendapatan pun menurun drastis:

  • Total pendapatan bersih tahun 2024 hanya Rp 4,87 triliun, turun 17,84% dibandingkan Rp 5,93 triliun di 2023.
  • Pendapatan makanan dan minuman menurun menjadi Rp 4,85 triliun dari sebelumnya Rp 5,9 triliun.
  • Pendapatan dari jasa layanan antar menipis dari Rp 2,73 miliar menjadi Rp 1,91 miliar.
  • Laba kotor turun dari Rp 3,66 triliun menjadi Rp 2,84 triliun.

Di sisi lain, total aset FAST menyusut menjadi Rp 3,52 triliun dari Rp 3,91 triliun, sedangkan liabilitas meningkat dari Rp 3,18 triliun menjadi Rp 3,4 triliun. Posisi kas juga anjlok dari Rp 208,85 miliar menjadi Rp 64,82 miliar. Semua ini menjadi sinyal bahwa FAST membutuhkan penyelamatan yang lebih dari sekadar efisiensi operasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun