Sore yang tenang di kota Lima, Peru. Seorang pria Indonesia, dengan sepeda sederhana, mengayuh bersama istrinya melewati jalanan kota. Angin berhembus ringan, langit mulai temaram, dan mungkin ada percakapan kecil di antara mereka tentang hal-hal remeh, menu makan malam, kabar dari keluarga di tanah air, atau rencana akhir pekan.
Tak ada yang menduga bahwa sore itu akan menjadi akhir dari sebuah perjalanan hidup. Di sudut kawasan Lince, tiga letusan senjata api memecah ketenangan. Zetro Leonardo Purba, diplomat muda Indonesia, tersungkur. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Pedal yang dikayuhnya berhenti untuk selamanya.
Diplomat Indonesia, Zetro Leonardo Purba, tewas ditembak di Peru. Tragedi ini membuka mata soal risiko dan pengabdian para diplomat di luar negeri. - Tiyarman Gulo
Siapa Zetro Leonardo Purba?
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, nama Zetro mungkin terdengar baru. Ia bukan figur publik, bukan selebritas, bukan pula pejabat yang setiap hari muncul di layar televisi. Tapi di kalangan diplomat, ia dikenal sebagai sosok muda yang penuh semangat.
Zetro menjabat sebagai Penata Kanselerai Muda KBRI Lima, sebuah posisi yang mungkin terdengar teknis, tapi sejatinya adalah jantung operasional diplomasi, mengurus administrasi, mendukung misi diplomatik, memastikan roda hubungan Indonesia - Peru tetap berputar mulus.
Sebelum ditempatkan di Peru, Zetro pernah bertugas di KJRI Melbourne, Australia. Artinya, ia sudah cukup kenyang pengalaman di dunia diplomasi, meski usianya relatif muda. Baru lima bulan ia memulai tugas di Lima, dan masa adaptasi itu justru berakhir tragis.
Yang lebih menyayat, Zetro tak hanya diplomat. Ia seorang suami, seorang anak bangsa yang rela meninggalkan tanah air demi mengabdi di jalur sunyi diplomasi.
Kronologi Malam Kelam di Lima
Menurut laporan media setempat, peristiwa terjadi pada Senin malam, 1 September 2025. Saat itu, Zetro dan istrinya sedang bersepeda santai di kawasan Lince, tak jauh dari tempat tinggal mereka. Tiba-tiba, orang tak dikenal mendekat dan melepaskan tembakan.
Tiga peluru bersarang di tubuh Zetro. Warga sekitar segera bergegas menolong, dan ia sempat dilarikan ke Klinik Javier Prado, salah satu rumah sakit swasta di Lima. Namun, Tuhan berkehendak lain, nyawanya tak dapat diselamatkan.
Istrinya selamat dari serangan itu. Kini, ia berada dalam perlindungan polisi Peru, karena tentu saja keamanan keluarganya menjadi prioritas.
Kejutan Pahit bagi KBRI Lima
Kabar ini sontak membuat geger komunitas diplomatik di Lima. Bagaimana mungkin seorang diplomat yang baru beberapa bulan bertugas, yang sedang menghabiskan waktu pribadi bersama keluarga, menjadi korban penembakan?
Kepolisian Peru langsung melakukan olah TKP bersama tim forensik. Meski motif pelaku belum jelas, dugaan awal mengarah pada tindak kriminal yang memang kerap terjadi di beberapa wilayah kota besar Amerika Latin.