Tren penting lainnya adalah perpindahan selektif dari iklan berbayar. Banyak brand yang semakin fokus mengembangkan konten mereka sendiri, yang kemudian juga disiarkan melalui channel mereka sendiri, seperti di website brand, di profil media sosialnya, dan di newsletter. Langkah tersebut bukan dimotivasi oleh penghematan, tetapi karena kecocokan dan kredibilitas.
Misalnya, Westwing, pengecer online yang telah menjalankan bisnisnya selama sepuluh tahun, hampir tidak melakukan iklan di atas garis. Sekitar 80 persen dari anggaran pemasarannya digunakan untuk kontennya sendiri, media sosial, dan bekerja dengan influencer yang terkait erat dengan merek.Â
Konten yang dikembangkan secara internal tidak hanya menghibur tetapi juga selalu terkait langsung dengan produk tertentu dari penawaran perusahaan itu sendiri. Westwing memiliki 20 karyawan yang bertanggung jawab atas citra merek dan rangkaian produknya di YouTube saja.
Keberhasilan pengoptimalan anggaran pemasaran juga bergantung pada kesediaan untuk menguji metode kerja sendiri. Perusahaan terkemuka semakin menyebarkan tim campuran manajemen brand dan keahlian keuangan, menetapkan tanggung jawab yang jelas, dan menggunakan alat perencanaan modern. Dengan kemajuan dalam pemasaran yang dipersonalisasi, relevansi penggunaan data pintar untuk kontrol anggaran dan perencanaan kampanye semakin meningkat.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah