Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

09-Satu Hati Dua Cinta

12 Juli 2025   10:36 Diperbarui: 12 Juli 2025   10:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini dia harus mengurus segala sesuatunya di Gedung Emaus, berkenaan dengan persiapan pelaksanaan Rekoleksi muda-mudi dari Desa Lama yang akan dilaksanakan mulai hari besok.

Yang membuatnya agak tidak enak adalah, dia di suruh pak Teguh untuk bersama-sama dengan Ho Chi Minhpergi ke Emaus. Tetapi mau bagaimana lagi, dia belum memiliki SIM, padahal sekarang sedang giat-giatnya rajia SIM dan perlengkapan kendaran oleh pihak Kepolisian.

Sementara untuk mengurus SIM itu tempatnya jauh, apa lagi Bavik  tidak punya sepeda motor untuk pergi ke sana.

Dulunya kantor Polisi di kabupaten mereka ini berada di dekat pasar, yang bisa dicapai hanya dengan berjalan kaki saja. Tetapi sekarang sudah pindah sejauh 12 kilometer ke arah luar kota, yaitu malah ke arah Ibu Kota Kabupaten sebelumnya.

Bavik  ingat ayahnya pernah cerita, bahwa proses pemindahan itu semuanya adalah permainan. Karena dulu itu harga tanah di sana hanya seribu rupiah per meter perseginya. Lalu ketika diperuntukan sebagai tempat bangunan pemerintah, maka ketika di-SPJ-kan, maka harga tanah di situ sudah mencapai 200 ribu rupiah permeter perseginya.

Sehingga banyak pihak yang berbagi rejeki sekitar 3,8 miliar hanya dari selisih harga tanah saja, karena tanah itu luasnya adalah 2 hektar.

Bavik  mengenakan baju warna biru terang dengan lengan melewati siku, sehingga tampak jelas kulitnya yang putih. Celananya jeans berwarna abu-abu ketat, sehingga jelas mencetak tubuhnya yang ramping.

Rambut hitam lebat dengan panjang melewati bahu sehingga jelas menampakan kecantikan wanita Asia yang berbadan tipis dan berkulit mulus.

Beberapa kali suitan-suitan dan gurauan yang terkadang sering bernada kurang ajar dari para lelaki pekerja bengkel, penjaga toko bangunan dan juga karyawan toko kelontong dan toko elektronik lainnya ketika dia berjalan melintasi pasar menuju ke kantor Yayasan.

Tetapi Bavik  diam saja, dia tidak mau menanggapi mereka. Karena para lelaki iseng begitu sudah biasa dihadapinya sejak dari masih sekolah dulu.

Meskipun merasa dirinya sudah berangkat cukup pagi, tetapi rupanya Ho Chi Minh sudah berada di kantor Yayasan. Dia berdiri di depan pintu masuk ke kantor Yayasan sambil menunggu Bavik  naik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun