Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Daster, TikTok, dan Robot Bernama Dariawati

27 Juni 2025   07:27 Diperbarui: 28 Juni 2025   08:32 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Pukul 00.12 -- Rumah Masih Terjaga

Angin malam menyusup masuk melalui celah-celah jendela tua. Rumah itu sunyi, tapi bukan karena semua tertidur. Sunyi karena semua lelah melawan.

Di ruang tengah, Nullok tengah duduk terdiam di atas sepeda motor tuanya. Di tangannya, satu kardus berisi kerupuk mentah yang harus diantar ke rumah Bu Hajah di kampung seberang.

Jaraknya hanya 2 km, tapi jam segini... terasa seperti ziarah ke planet lain.

Marti berdiri di ambang pintu, melipat tangan.

"Jangan lupa kembalian uangnya dicek. Jangan asal ya, kayak minggu lalu. Aku udah bilang, kita gak boleh rugi meski 500 perak!"

Nullok hanya mengangguk. Matanya merah. Tangannya menggigil. Di dalam rumah, suara bayi menangis samar-samar. Mungkin Dariawati sedang menyusuinya sambil mencoba merebahkan tubuh yang sudah 20 jam berdiri.

Pukul 00.35 -- Dalam Perjalanan

Sepeda motor tua itu menggerung pelan di tengah jalan gelap. Angin malam menampar wajah Nullok yang tertunduk. Jalanan berlubang, lampu jalan padam. Matanya berkedut.

Di depan toko kelontong yang tutup, dia berhenti sejenak. Terasa ngantuk sekali.

Ia hanya ingin memejamkan mata sebentar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun