Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hujatan Barbar Netizen Indonesia

7 Februari 2024   07:04 Diperbarui: 7 Februari 2024   07:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompasiana.com/justinjoshevano/630b35d9e099ec6542741be2/kesetaraan-gender

Dalam dunia politik, kritik dan hujatan terhadap pemimpin atau partai politik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan. Sebagai seorang tokoh politik yang telah lama berkecimpung dalam arena politik Indonesia, Ibu Megawati pun memiliki pendekatan yang bijaksana dalam menanggapi hujatan dan kritik tersebut.

Sikap negarawan Ibu Megawati terhadap hujatan dan kritik yang dialamatkan kepadanya serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menggambarkan sebuah refleksi atas realitas politik yang kompleks.

Pertama-tama, perlu dicatat bahwa hujatan dan kritik yang ditujukan kepada Ibu Megawati dan PDI-P merupakan bagian dari dinamika politik yang ada di masyarakat. Sebagai tokoh publik, Ibu Megawati menghadapi berbagai spekulasi dan tuduhan yang terkadang tidak berdasar.

Hal ini mungkin terjadi karena perbedaan pandangan politik, ideologi, atau ketidaksukaan terhadap kebijakan yang diambil oleh PDI-P. Tetapi yang perlu di ingat, hanya PDI-P lah partai yang mencantumkan visi-misinya untuk tetap menegakkan UUD-45, NKRI dan Pancasila secara konsisten.

Namun, dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam narasi tersebut, penting untuk membedakan antara hujatan yang berdasarkan fakta dan opini subjektif. Jangan hanya tidak suka karena berbeda partai dan pandangan saja, lalu semua kebijakan PDI-P dan Ibu Megawati tidak disukai.

Tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar atau hal-hal pribadi lainnya bukanlah substansi dari kritik politik yang seharusnya diungkapkan. Kritik yang konstruktif seharusnya difokuskan pada kebijakan, tindakan, dan integritas politik suatu figur atau partai.

Jika presiden merasa tersinggung dengan ucapan ibu Megawati, tidak lah perlu bertindak over dosis. Karena memang terpilih jadi presiden adalah karena figur, tetapi tidak boleh juga lupa akan jasa partai, karena mana mungkin orang maju jadi presiden tanpa partai, karena tidak ada jalur independen.

Jadi kedua pihak harus menahan diri dan tidak bertindak over dosis dan juga harus saling memaafkan. Bukankah manusia tidak ada luput dari kesalahan?

Terkait dengan isu korupsi yang disinggung dalam banyak pembicaraan, penanganan korupsi merupakan persoalan serius di Indonesia. Menekan korupsi memerlukan komitmen dan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk anggota DPR, bapak Presiden, pejabat pemerintah, dan seluruh elemen masyarakat.

Pendekatan yang tegas terhadap korupsi harus diterapkan tanpa pandang bulu, dengan pembentukan aturan yang jelas dan penegakan hukum yang berani dan adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun