Kegiatan non-akademik dan ekstrakurikuler perlu diberi perhatian yang sewajarnya di sekolah. Siswa yang mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan diri akan lebih terdorong secara keseluruhan, termasuk dalam aspek akademik.
4. Pelatihan Guru Sebagai Fasilitator, Bukan Sekadar Pengajar
Guru perlu dilatih untuk menjadi mentor yang memahami psikologi anak, bukan sekadar penyampai informasi. Guru yang dapat menciptakan ikatan emosional akan lebih efektif dalam memicu motivasi siswa.
5. Kolaborasi Orang Tua, Sekolah, dan Lingkungan
Motivasi untuk belajar tidak seharusnya hanya ditanggung oleh sekolah. Orang tua perlu terlibat secara aktif, tidak hanya mengharapkan pencapaian tetapi juga menyadari proses pembelajaran anak. Lingkungan yang mendukung dan terlindungi juga sangat krusial.
Menghidupkan Kembali Api Belajar
Mengembalikan semangat belajar siswa bukan hal yang mudah, namun juga bukan hal yang mustahil. Tanggung jawab ini merupakan kewajiban bersama sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Pendidikan sejatinya bukan sekadar pemindahan pengetahuan, melainkan proses mengembangkan manusia secara utuh.
Apabila kita ingin menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga bijak dalam membuat keputusan, kreatif dalam menemukan solusi, dan berintegritas dalam bertindak, maka kita perlu memulai kembali menghadirkan arti belajar yang hakiki.
Jangan biarkan sekolah menjadi lokasi yang menghancurkan rasa ingin tahu. Ubah sekolah menjadi tempat berkembang, wadah bermimpi, dan lapangan untuk menciptakan masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI