Mohon tunggu...
melvinoalfarezi
melvinoalfarezi Mohon Tunggu... pelajar

saya suka membaca artikel artikel, saya mempunyai hobi bermain basket

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Palestina merdeka? sebuah kenyataan atau hanya kebohongan semata?

12 Oktober 2025   12:45 Diperbarui: 12 Oktober 2025   12:52 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Palestina: Antara Kemerdekaan Formal dan Realitas di Lapangan
Latar Belakang Singkat
Pada 15 November 1988, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) memproklamasikan Deklarasi Kemerdekaan Negara Palestina di Aljir, menyatakan kedaulatan atas wilayah Palestina yang diakui secara internasional, yaitu Gaza dan Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Deklarasi itu diikuti oleh pengakuan dari banyak negara dan dukungan internasional, meskipun belum diikuti dengan kontrol penuh atas wilayah yang diklaim.

Pengakuan Internasional
Saat ini, ada sekitar 157 dari 193 negara anggota PBB yang telah mengakui Negara Palestina sebagai negara berdaulat.

Palestina juga memiliki status pengamat non-anggota di Majelis Umum PBB sejak 2012.

Beberapa negara besar telah secara resmi mengumumkan pengakuan mereka dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Prancis.

Kenyataan Politik dan Kedaulatan di Lapangan
Meskipun pengakuan formal sangat banyak, kenyataan politik di lapangan menunjukkan bahwa Palestina belum sepenuhnya merdeka dalam arti kedaulatan penuh atas seluruh wilayah yang diklaim serta kontrol terhadap keamanan, perbatasan, pemerintahan, dan pembangunan. Beberapa tantangan utama:

Pendudukan dan konflik militer
Israel masih menduduki wilayah Tepi Barat (termasuk pembangunan pemukiman), kontrol atas perbatasan, akses, dan keamanan. Gaza sendiri berada di bawah blokade, dan sering mengalami operasi militer dari pihak Israel yang mempengaruhi kehidupan sipil. Realitas ini membatasi ruang gerak Palestina dalam pengelolaan wilayahnya.

Pembagian kekuasaan internal
Konflik politik antara faksi-faksi Palestina, terutama antara Hamas (yang menguasai Gaza) dan Otoritas Palestina (Palestinian Authority, di Tepi Barat), menciptakan fragmentasi pemerintahan, institusi, dan kebijakan. Hal ini menghambat konsolidasi kedaulatan politik yang utuh.

Status Yerusalem Timur
Yerusalem Timur diaku sebagai ibu kota Palestina dalam deklarasi dan oleh banyak pihak internasional, namun Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya dan status ini diperebutkan dan sangat politis. Persoalan status Yerusalem masih menjadi salah satu isu inti yang belum diselesaikan secara menyeluruh dalam perundingan-perundingan.

Pencapaian hukum dan institusional
Keberadaan kedutaan besar Palestina di banyak negara menunjukkan pengakuan diplomatik. Misalnya, di Indonesia Palestina membuka kedutaan besarnya sejak tahun 1990.

Tetapi kontrol penuh terhadap institusi pemerintahan dalam semua aspek — perbatasan, keamanan, ekonomi — belum tercapai. Beberapa wilayah tetap sangat tergantung pada pihak eksternal, terutama dalam isu-isu seperti masuknya bantuan kemanusiaan, impor barang, dll.

Deklarasi New York dan Pemulihan Momentum
Pada 12 September 2025, Majelis Umum PBB mengesahkan Deklarasi New York yang menegaskan solusi dua negara (two-state solution) sebagai jalan keadilan dan perdamaian antara Israel dan Palestina.
ANTARA News

Beberapa negara ­(termasuk Australia, Kanada, dan lainnya) telah mengakui Palestina sebagai negara independen dan berdaulat dalam dekade terakhir, sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi diplomatik Palestina.

Apakah Palestina “Sudah Merdeka”?
Berdasarkan definisi umum “negara merdeka” — yaitu pengakuan internasional, kontrol atas wilayah, pemerintahan sendiri, kontrol atas keamanan, dan kedaulatan dalam membuat kebijakan — maka:

Palestina sudah merdeka secara formal dan diplomatik dalam sebagian besar aspek: deklarasi kemerdekaan, pengakuan oleh banyak negara, kehadiran institusi diplomatik, status di PBB sebagai pengamat.

Namun secara praktek dan realitas di lapangan, Palestina belum mencapai kemerdekaan penuh: masih ada kendala pendudukan, kontrol keamanan, kedaulatan atas perbatasan dan wilayah, fragmentasi internal, serta tantangan militer dan politik yang serius. juga tantangan kemanusiaan yang berat di Gaza dan Tepi Barat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun