"Iya, tolong kirim ke e-mail-ku ya."
Kupandangi lama inbox e-mail-ku, menunggu kiriman darinya. A new e-mail received. Kubuka file kiriman itu. Isinya ratusan baris fungsi-fungsi asing yang sama sekali tak kumengerti. Bagaimana bisa aku mengerjakan ujian jika tugas ini saja tidak paham?
***
Aku mencemaskan IP-ku. Depresi begitu menguasai pikiran, sampai-sampai aku tak ingin keluar kamar. Kali ini laptop itu kubiarkan mati, aku sedang tidak ingin diganggu. Oh Tuhan, jika seperti ini akhir ceritanya, aku lebih memilih untuk tidak pernah berjumpa dengan laptop. Biarlah aku kembali seperti dulu, gadis tangguh yang mampu melengkapi tugas-tugas tepat waktu walaupun tak ditemani fasilitas.
"Na, bagaimana nilaimu? Aku cumlaude lho." Tulis Yunita.
Apa? Seorang yang tak pernah mengerjakan tugas bahkan meraih predikat cumlaude.
"Aku terlalu takut melihat nilai." Tanganku gemetar.
"Buka, Yun. Semakin cepat kamu tahu, semakin cepat kamu memperbaiki diri."
"Ya..."
Kuketikkan alamat web guna mengakses nilai via smartphone. Hasilnya sungguh membuatku shock.
"Na..."