Demo DPR: Antara Kemarahan Rakyat dan Provokasi Kepentingan

Polisi dan TNI punya Jenderal yang melindungi. 

ASN punya pimpinan, Kepala Daerah,  Menteri dan Institusi yang melindungi. 

Rakyat punya siapa? 

Siapa yang melindungi rakyat? 

Di Negara kita tercinta ini, seharusnya mereka yang menjabat sebagai para Dewan di DPR adalah yang menjadi corong yang menyuarakan, membela dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan rakyat. Tapi nyatanya rakyat dikhianati oleh mereka yang telah dipercaya untuk mendapat mandat. 

Seolah buta dan tuli pada kebutuhan dan tuntutan rakyat, mereka berunding hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi, partai dan segelintir orang di lingkaran mereka. Mereka bangga meski hanya bisa memberikan sisa remahan bagi masyarakat.

Tak heran jika masyarakat menjadi sangat marah. Meskipun kenyataannya sudah berpuluh-puluh tahun masyarakat kita selalu marah pada Pemerintah. 

Sayangnya, di zaman media sosial ini, semua orang bisa membuat berita, bisa membangun emosi, bisa membuat hoax, bisa memainkan narasi untuk memancing kemarahan masyarakat dengan akun-akun ternak anonim.

Tingkah-tingkah DPR dari bertahun-tahun lalu yang sudah selalu minus dan tanpa prestasi ini kemudian diframing kembali dipotong-dipotong, diedit, dibumbui narasi dan direkayasa menjadi postingan hoax di berbagai media sosial yang semakin menyulut emosi masyarakat oleh kelompok kepentingan yang menginginkan ketidakstabilan Negara. Kelompok yang sudah terusik "bisnisnya". Siapa mereka? Mungkin masyarakat awam seperti kita tidak akan pernah tahu. 

Demo di DPR yang pada awal aksi, yaitu pada 25 Agustus 2025 masih banyak diisi oleh Mahasiswa, pelajar dan ojol, dari hari ke hari makin banyak disusupi massa yang sengaja dikerahkan untuk merusuh. Mahasiswa yang telah paham aturan demo pun ikut merasakan berbagai kejanggalan di lapangan.