"Aku mencintai Rabbku, jika bukan atas pertolongan nya, aku tidak akan bisa sekuat sekarang. Ujian hidupku bertubi-tubi, namun aku selalu berdo'a agar langkahku selaku ditemani Rabbku. Karena, hanya Allah-lah yang mampu memudahkan segala ujian hidup" (ucap Hanna)
"Apakah ujian hidupmu berat" (tanya Zella)
"Iya Zel, mulai dari ibu dan ayah yang sudah meninggal, begitupun dengan kebutuhanku sehari-hari harus aku perjuangkan agar bisa makan hingga membayar biaya pendidikan. Bagiku itu bukanlah suatu perjuangan yang mudah. Setiap shalat aku selalu berdo'a dan menangis dalam sujud, menahan sesak yang tak kunjung usai. Tapi, aku sadar, bahwa inilah kehidupan yang harus aku perjuangan. Aku belajar ikhlas kehilangan apapun didunia ini. Tapi satu hal, asal jangan kehilangan Tuhanku yaitu Allah. Tanpa-Nya aku kehilangan arah. Dengan-Nya aku merasakan ketenangan, inilah kehidupan aku Zel" (ujar Hanna)
Tes,
Tes,
Tes,
(Zella menangis)
Â
"Aku bangga padamu Han, ujian mu berat daripada aku. Seharusnya aku bersyukur, masih dikelilingi orang tua yang masih lengkap. Tetapi aku lalai dalam perintah Rabb ku. Apakah Tuhanku mau memaafkanku?! (Tanya Zella pada Hanna)
"Tentu memaafkan Zel. Bertaubat lah dengan niat yang tulus. Perbaiki hubungan kamu dengan Tuhanmu, berdo'a lah dengan sungguh-sungguh. Karena, Allah Mencintai Hamba-Nya yang mau bertaubat. Meminta di mudahkan pada Rabb kita agar menemani setiap langkah kita". (ujar Hanna)
"Betapa bersyukur nya aku dipertemukan denganmu Han, terimakasih telah membantuku untuk menjadi lebih baik". (Zella terharu)