Kepada yang Terhormat
Dunia yang semakin maju.
           Dengan hormat,
Selamat atas kemajuan
demi kemajuan
yang kau ciptakan
Namun perlu kau tahu
kemajuanmu itu membuat diriku
terhempas di jurang  kemunduran
jatuh ke dalam lembah pengangguran.
Semenjak deru mesin-mesin
mengisi ruangmu,
aku mulai terpinggirkan
lalu tergantikan.
Mesin-mesin itu tak mengenal segala rasa.
Tak ada sedikitpun rasa kelelahan
Di tubuhnya ada sejuta nafas dan nyawa
seperti ribuan manusia dalam satu badan
Mereka adalah hamba-hamba paling loyal,
asalkan bisa minum segalon solar,
dan gonta-ganti makan perkakas mahal
semangatnya langsung membara terbakar
Sekali tombol ditekan,
loyalitasnya  menari-nari
di atas penderitaan
aku pengangguran yang iri
Semenjak kau kawinkan
internet dengan teknologi digital
lalu mereka beranak jutaan
gadget dan aplikasi digital
Kau pelihara mereka
dengan gizi buatan
Anak-cucu mereka
punya kecerdasan buatan
Aku dan anak cucuku
yang hanya mengandalkan otot yang kaku,
dan ilmu berpuluh tahun lalu
makin tergantikan, tergusur, dan terbaring kaku
Aku dibuang terdampar
di pulau pengangguran terluar
bersama jutaan orang yang terlempar
yang sebagiannya telah mati karena lapar
Yang terhormat,
dunia yang semakin maju
dengan hormat
Aku memohon padamu