Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Awas Fitnah!

16 September 2025   21:36 Diperbarui: 16 September 2025   21:36 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fitnah zaman sekarang sangat cepat bahkan direncanakan secara terstruktur. Jika tak hati-hati kita pun bisa menjadi bagian penyebar dari fitnah tersebut. Zaman sudah semakin canggih ini, fitnah pun semakin berkembang pesat. Salah satunya apalagi kalau bukan lewat media sosial. Apalagi ada embel-embel kata viral. Boom,  semakin menyebar hanya dalam hitungan detik sampailah ke ribuan bahkan jutaan orang. Hal ini juga dipicu oelh pengguna media sosial bisa bersembunyi di balik akun palsu. Jadi, begitu mudah dilakukan dan lari dari tanggung jawab moral atau hukuman.

Ditambah jejak digital bisa ditelusuri sulit dihapus dan dilupakan orang. Masyarakat lebih suka terpancing ikutan sebagai netizen yang julid, kepo dan nyinyir. Sensari fitnah ini sama dengan ghibah begitu kuat daya setan pada diri kita untuk ikutan nimbrung. Apalagi kadang kita takut pula dibilang FOMO pula maka terpancing jadinya.

Ada beberapa langkah yang harus kita lakukan agar menjadi netizen yang budiman. Kritis kita wajib, bukan sinis ya. Kalau sinis artinya tak peduli duluan kalau kritis itu kita tidak mudah terjebak. Contoh kritisnya kita itu adalah terbuka atas informasi diiringi dengan hati-hati. Baca sumber aslinya, cek apakah berasal dari media resmi atau hanya akun anonim. Apalagi saat ini buzzer saat ini begittu menjamur. Mengecek kebenaran ini hal wajib dilakukan bahkan bisa memeriksa tanggal berita (kadang berita lama diputar lagi). Cari 2--3 sumber berbeda, jangan hanya 1 akun itu saja. Netizen yang cerdas juga harus mampu mengendalikan emosinya ya, soalnya suatu berita heboh langsung cepat terpengaruh emosi. Fitnah sering menyebar cepat karena memancing marah, takut, atau benci. Jika tensi naik nih ya wajib berhenti dulu, jangan langsung komentar. Bawa istifar dan sabar tahan lisan alias jarinya. Ingat, yang dicari penyebar fitnah adalah tanggapan atau reaksi cepat dari kita.

Terakhir, yang sangat diharapkan adalak bijak bermedia sosial, memilah informasi, mengenali mana yang hoaks, dan tidak ikuttan cepat menyebarkannya. Verifikasi diperlukan, ingat jangan sampai kita bermain media sosial justtru bisa terjerat UU ITE. Jangan lupa berdoa agar terhindar dari menjadi korban attau penyebar fitnah. Lebih baik berkaca dan ingat dosa. Jangan lupa perbanyak doa agar terhindar dari fitnah maupun jangan sampai menjadi pemfitnah. Lalu, selalu berprasangka baik diperbanyak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun