Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hinaan Menjadi Motivasi

5 Februari 2023   20:32 Diperbarui: 5 Februari 2023   20:40 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Selama ini tak ada ngubungin, dah perlu baru nelpon, palingan kita disuruh bagian dapur nyuci piring dan bersih-bersih aja, butuh tenaga kita. Kita jarang dipandang, nasib orang susah, Mak" keluhku. 

"Andai kita kaya banyak duit ya, pasti banyak yang ngedekatin dan ngaku saudara. Ini semenjak bapak nggak ada, sepuluh tahun udahan, apa ada mereka bantu kita? Nggak kan, mana ada yang peduli sama kita. Kalau keluarga mak mah memang susah semua juga," sambungku lagi.

Mendengar omonganku wajah Mak berubah menjadi kelam. Sorot matanya menjadi sedih, pastinya beliau membenarkan apa yang kuucapkan, kenyataannya begitu!

"Makanya kamu nyari kerja jangan di rumah aja." Kalimat yang sudah sering perempuan berusia lima puluh itu ucapkan. Aku bosan mendengarnya, maka jawabannya pun selalu sama.

"Tamat SMA apalah dapat kerjanya Mak, palingan bisa jaga kedai, toko, ponsel, males aku ah, malu sama teman, gengsi," kilahku.

 Mak Memegang kedua pipiku, terasa kasar telapak tangannya. "Udah, Mak mau ke belakang dulu." Pamitnya sembari menyambar ponselnya dan keluar kamar.

Aku lanjut main ponselku yang layarnya sudah pecah sebagian dan membuat aku sedikit kesulitan melihat layar.

"Dina!" terdengar teriakan Mak dari arah dapur.

"Ya, Mak!" sahutku dengan suara tak kalah keras.

"Itu cucian piring sama bekas masak mie kamu berantakan di dapur, kemas!" Kepala mak menyembul di balik pintu kamar. Ia menatapku dengan sorot mata tajam.

Aku bangkit dengan langkah gontai menyusulnya ke dapur. Masih dengan mengenggam ponsel tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun