Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Sederhana Menjadikan Bukber Lebih Bermakna

16 Maret 2025   14:21 Diperbarui: 16 Maret 2025   14:21 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital seperti sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap acara pasti diwarnai dengan aktivitas berfoto dan mengunggahnya ke media sosial. Namun, jika terlalu fokus pada dokumentasi, kebersamaan yang seharusnya terjalin bisa terganggu. Bukber yang sejatinya bertujuan untuk mempererat hubungan justru bisa berubah menjadi ajang pamer di dunia maya.

Salah satu cara untuk menjadikan bukber lebih berarti adalah dengan membatasi penggunaan gawai selama acara berlangsung. Peserta bisa sepakat untuk tidak terlalu sibuk dengan ponsel mereka, sehingga bisa lebih fokus berinteraksi satu sama lain. Dengan begitu, percakapan yang terjadi akan lebih natural dan bermakna.

Jika ingin mengabadikan momen, cukup ambil beberapa foto di awal atau akhir acara. Tidak perlu berlebihan hingga setiap detik didokumentasikan. Yang lebih penting adalah bagaimana perasaan dan kenangan yang tertanam dalam hati masing-masing peserta.

Selain itu, manfaatkan bukber sebagai ajang berbagi cerita dan mengenang kebersamaan di masa lalu. Interaksi yang tulus dan mendalam akan menciptakan ikatan yang lebih kuat dibandingkan sekadar saling bertukar foto di media sosial.

Menghadirkan Nilai Spiritual dalam Bukber

Bukber akan lebih bermakna jika tidak hanya menjadi ajang makan bersama, tetapi juga diisi dengan kegiatan yang membawa manfaat spiritual. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mengawali bukber dengan doa bersama. Hal ini tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga mengingatkan semua peserta akan keberkahan Ramadan.

Selain itu, bisa diadakan sesi berbagi ilmu atau diskusi ringan mengenai hikmah Ramadan. Salah satu peserta dapat membagikan pengalaman atau pelajaran yang didapat selama berpuasa. Dengan begitu, bukber tidak hanya memberikan manfaat sosial, tetapi juga memperkaya wawasan dan keimanan.

Mendukung peserta untuk tetap menjalankan ibadah, seperti salat berjamaah setelah berbuka, juga bisa menjadi bagian dari bukber yang bermakna. Dengan melibatkan unsur ibadah, bukber tidak hanya terasa menyenangkan, tetapi juga membawa ketenangan jiwa bagi setiap peserta.

Momen bukber juga bisa menjadi ajang untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Dengan berbicara tentang pentingnya bersyukur, berbagi, dan memanfaatkan Ramadan sebaik mungkin, suasana yang tercipta akan lebih bermakna daripada sekadar kumpul-kumpul biasa.

Berbagi dengan Sesama agar Bukber Lebih Bermakna

Salah satu esensi Ramadan adalah berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Agar bukber lebih berarti, menggabungkan acara dengan kegiatan sosial bisa menjadi pilihan yang tepat. Misalnya, sebelum bukber dimulai, para peserta bisa terlebih dahulu berbagi makanan dengan mereka yang kurang mampu.

Jika memungkinkan, bukber bisa diadakan di panti asuhan atau tempat lain yang membutuhkan bantuan. Dengan demikian, selain menikmati hidangan bersama, peserta juga bisa merasakan kebahagiaan karena telah membantu orang lain. Hal ini sesuai dengan semangat Ramadan yang mengajarkan kepedulian terhadap sesama.

Berbagi tidak selalu harus dalam bentuk materi. Memberikan perhatian, senyuman, atau sekadar mendengarkan cerita orang lain dengan tulus juga merupakan bentuk kepedulian. Dengan menghadirkan unsur sosial dalam bukber, momen ini akan terasa lebih berarti dan meninggalkan kesan mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun