Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan Maret dan Rindu yang Tak Terucapkan

4 Maret 2024   18:49 Diperbarui: 4 Maret 2024   19:08 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumen pribadi

Dan di antara hujan Maret yang turun dengan lembut, mereka merasakan bahwa cinta sejati tidak pernah mengenal batas waktu atau ruang. Kehadiran satu sama lain adalah anugerah yang tak ternilai harganya, sebuah bukti bahwa rindu yang tak pernah terucapkan akhirnya ditemukan di antara tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut.

Hingga suatu hari, ketika hujan Maret kembali turun dengan derasnya, Nyonya Emilia dan pemuda itu duduk berdua di teras rumah, menikmati kehangatan yang terselip di antara tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut. Mereka saling memandang dengan tatapan penuh makna, merasakan bahwa saat itu adalah titik balik dalam hidup mereka.

"Terima kasih, sayang," ucap Nyonya Emilia dengan suara penuh cinta.

Pemuda itu tersenyum dan menggenggam tangan Nyonya Emilia dengan erat. "Tidak ada yang perlu diterima kasih, Nyonya Emilia. Karena di antara hujan Maret yang turun dengan lembut, kita telah menemukan satu sama lain. Dan itulah yang terpenting."

Mereka duduk berdua di teras rumah, menatap hujan Maret yang turun dengan lembut di luar sana. Tetes-tetes hujan itu bagai menyaksikan kebahagiaan yang telah lama terpendam, membawa kedamaian yang selalu dinanti di hati mereka.

Dan di antara hujan Maret yang turun dengan lebatnya, mereka merasakan bahwa cinta sejati tak pernah lekang oleh waktu. Kehadiran satu sama lain adalah anugerah yang tak ternilai harganya, sebuah bukti bahwa rindu yang tak pernah terucapkan akhirnya ditemukan di antara tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut.

Curup, 03 Maret 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun